Sabtu, 31 Oktober 2020

KEKUATAN NIAT


Rasulullah Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya perbuatan itu tergantung pada niatnya, seseorang itu akan memperoleh apa yang telah diniatkannya. Siapa yang hijrahnya itu karena Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan memperoleh pahala. Dan barang siapa yang hijrahnya itu karena Harta atau wanita, maka ia akan memperoleh apa yang diniatkannya itu,…. ” (HR Bukhori dan Muslim)

Sesungguhnya semua amal bergantung dari niatnya. Niat yang telah tertanam baik di hati akan menghantarkan kepada dorongan kebaikan sehingga mampu menciptakan perbuatan atau tindakan yang baik pula. Begitu juga sebaliknya, niat yang buruk akan menjerumuskan pada jurang keburukan.

Memiliki niat baik itu sebenarya mudah, namun sulit mempertahankan niat baik tersebut supaya tetap baik (lurus). Bersyukur kita selalu ingat bahwa Allah terus mengawasi dalam setiap perbuatan. Allah maha tahu apa yang terlintas dalam angan kita. Sebagus apapun amal seseorang di mata manusia bisa menjadi tidak bernilai bila sejak awal niat yang ada dalam hatinya bukan karena Allah.

Amalan seseorang tidak bisa dinilai dari bentuk zahirnya semata, namun yang menjadikan amalan bernilai karena niat yang benar. Niat itu memang di hati letaknya, niat tidak bisa dilihat dengan mata kita, namun sering kali kita melihat orang mampu berbuat melebihi kemampuannya karena memiliki niat yang kuat.

Sering kita jumpai orang yang memiliki keterbatasan namun justru mampu meraih tujuan yang dicitakannya. Ya, karena semua didorong oleh niat yang kuat, maka usaha itu akan sering berhasil. Itu membuktikan niat memiliki kekuatan yang amat dahsyat sebagai penentu keberhasilan dalam usaha apapun. Sementara banyak orang yang memiliki “modal” namun kenyataannya gagal dalam bidangnya, karena niat yang dibangun amat rapuh.

Niat sebagai amalan hati memiliki peran yang sangat dominan bagi amalan lahiriah baik itu ibadah yang merupakan urusan akhirat maupun pekerjaan urusan duniawi. Niat yang kuat sama dengan telah menyelesaikan setengah pekerjaan. Niat yang kuat karena Allah akan menjadikan amalan lahiriah kokoh tidak mudah digoyahkan. Sehingga menyempurnakan niat sama artinya meneguhkan usaha dalam meraih tujuan. Bangunan niat yang benar menjadi landasan yang kuat dalam setiap langkah-langkah kita mewujudkan kesuksesan dunia dan akhirat.

 

Jumat, 30 Oktober 2020

SEDEKAH DAN KEPEDULIAN SOSIAL


“dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh?"

Memberi ke orang lain baik itu sedekah atau hadiah tentu memiliki keutamaan yang besar dan bagian dari ibadah sosial yang sangat dianjurkan. Manfaat dan hikmahnya tidak lagi diragukan. Sedekah dapat memanjangkan umur, melimpahkan rezeki, menolak balak dan manfaat-manfaat lain. Di saat-saat menghadapi kesulitan seperti masa ini, sebenarnya adalah ladang amal bagi orang yang diberi kelebihan harta oleh Allah. Saatnya “menabung” kebaikan dengan sedekah sebagai bentuk kepedulian sosial.

Sedekah tidak lebih mudah dari ibadah maghdhah seperti shalat, puasa maupun haji. Banyak orang yang ringan ketika diajak shalat malam atau dzikir. Mudah melangkahkan kaki untuk shalat berjamaah, namun ketika diajak sedekah hati merasa berat. Ada keengganan mengeluarkan harta dalam hatinya. Sebenarnya ini adalah manusiawi, pada dasarnya semua orang memiliki kecenderungan mencintai harta benda. Sedekah pada mulanya juga memerlukan latihan, bila kita sudah terbiasa semua akan lebih mudah dilakukan.

Ada nasihat kuno dari para “pini-sepuh” zaman dulu. “Pager mangkok kuwi luwih kuat tinimbang pager tembok”. Tentu ini adalah “sanepan” atau kiasan saja. Pagar mangkuk itu lebih kuat daripada pagar tembok. Maksudnya, dengan sering memberi ke tetangga dekat dan tetangga yang jauh, akan menjadikan orang lain peduli dan akan selalu siap membantu dan membela kita, baik diminta maupun tidak. Kurang lebih mungkin seperti  itu maksudnya. Seandainya kekayaan telah menjadikan seseorang bakhil, tidak peduli dengan tetangganya, sudah pasti orang-orang yang hidup di sekitarnya tidak akan peduli dengan dirinya.

Memberi memang bukan bermaksud menerima pemberian balasan. Memberi jelas harus berlandaskan keikhlasan hati. Karena ketika memberi ada pamrih, amal sedekahnya tidak akan diterima oleh Allah. Diharap atau tidak diharap sebenarnya secara pasti orang yang dermawan akan selalu disenangi orang. Dan faktanya, memberi tidak akan menjadikan seseorang menjadi miskin. Bahkan hakikat memberi adalah menjadikan harta itu benar-benar menjadi milik kita pada akhirnya nanti.

 

 

 

Kamis, 29 Oktober 2020

HIKMAH PERINGATAN MAULID NABI

 



Hari ini, bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal tahun 1442 Hijriyah. Kami keluarga besar TPQ Al-Husna melaksanakan peringatan Maulid Nabi di Masjid Besar Al-Husna dalam suasana yang sederhana namun penuh khidmat. Diawali dengan lantunan shalawat Nabi dari tim santri Al-Husna dan dilanjutkan dengan ceramah singkat, tanya jawab dengan santri dan diakhiri dengan doa. Acara yang sederhana namun memiliki makna yang besar bagi pendidikan santri. Menanamkan kecintaan pada Nabi besar Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam.

Peringatan Maulid nabi Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam sudah menjadi budaya masyarakat kita yang begitu melekat erat. Setiap tahun kita peringati dengan berbagai macam kegiatan. Biasanya kita memperingati Maulid Nabi dengan Acara pengajian umum, selamatan maupun pembacaan shalawat dan sirah Nabi. Terlepas pendapat golongan yang mengatakan peringatan maulid adalah bagian dari bid’ah. Nyatanya, dari kalangan masyarakat biasa sampai ke istana negara selalu melakukan upaca peringatan Maulid Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam.

Sah-sah saja ada kelompok mengatakan peringatan maulid adalah bid’ah, itu adalah pendapat mereka. Selama tidak menghujat atau mencela masyarakat yang menganggap peringatan maulid adalah hal mubah yang bagus. Di dalamnya banyak nilai-nilai luhur yang membawa pada kecintaan terhadap teladan kita Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam. Bagi yang setuju mari terus melaksanakan peringatan maulid, bagi yang tidak sependapat mohon tidak menebar kebencian kepada masyarakat dengan selalu menganggap peringatan maulid sebagai amalan bid’ah.

Bagi kita yang selalu melaksanakan peringatan Maulid Nabi, biasanya akan merujuk sebuah peristiwa sejarah pada masa Salahuddin Al Ayyubi. Menurut sebuah literatur Pada tahun 1183 M (579 H), atas usul Muzaffaruddin, saudara iparnya dilaksanakan upacara peringatan maulid nabi. Setahun berikutnya, pada 1184, perayaan maulid dilakukan dengan kegiatan yang amat terkenal yaitu sayembara penulisan riwayat Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam beserta puja-pujian kepada beliau. Syaikh Ja'far Al-Barzanji terpilih menjadi pemenenang dengan kitabnya yang kerap dibaca selama maulid Nabi Muhammad yaitu Kitab Barzanji. Peringatan Maulid Nabi yang kembali dipelopori oleh Salahuddin Al-Ayyubi itu melahirkan buah positif. Semangat juang melalui teladan kisah hidup Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam berhasil dengan baik.

Mengapa harus menghabiskan waktu untuk berdebat dengan sesama kaum muslim tentang boleh tidaknya peringatan maulid. Sementara dalam kegiatan peringatan ini kita selalu mengajarkan untuk mencintai Nabi Muhammad melebihi kecintaan kepada manusia yang lain. Melebihi cinta kita terhadap kedua orang tua kita. Dalam peringatan maulid di dalamnya pasti banyak yang membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam. Dan setelahnya, kita juga berusaha meneladani perilaku Nabi Muhammad sesuai kemampuan kita. Biarlah kelak kita buktikan bahwa tujuan peringatan maulid adalah semata bukti syukur dan cinta kita kepada Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam.

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...