Kamis, 08 September 2022

Antara Harus Bergerak dan Berhenti

 



Hidup ini paduan antara gerak dan diam atau berhenti. Banyak yang mengatakan hidup itu seperti orang naik sepeda, kalau berhenti mengayuh maka akan terjatuh. Memang benar, tapi jika berhenti mengayuhnya hanya sesaat sudah pasti sepeda akan tetap berjalan.

Gerak itu hidup, tetapi berhenti sesaat adalah bagian dari merencakan gerakan yang lebih kuat. Istirahatlah sejenak ketika semua terasa lelah. Bila pinggang sudah pegal, kepala pening dan mata sayu saatnya Anda berhenti. Tidak perlu memaksakan diri untuk terus melakukan sesuatu, karena yang diperlukan adalah menikmati istirahat.

Istirahatnya badan bila lelah yang terbaik adalah tidur dengan nyenyak. Sementara istirahatnya pikiran adalah dengan menenangkan diri. Mungkin bagi sebagian orang ke pantai adalah solusi terbaik untuk memulihkan pikiran yang suntuk. Sementara bagi yang lain, menikmati kopi hangat yang kental sudah cukup mengembalikan pikiran yang segar.

Lain orang memang lain kebiasaannya. Asal jangan banyak diam dan lupa bergerak. Banyak mencari hiburan sementara hidup tidak menghasilkan apa-apa selain hanya menuruti kesenangan. Hiburan itu penting tapi sifatnya hanya selingan saja, bukan yang utama.

Setelah diam secukupnya, waktunya merancang untuk gerakan yang lebih kuat. Energi sudah kembali dan pikiran semakin segar, tantangan di depan siap untuk ditaklukkan. Begitulah ritme hidup ini, bergerak berhenti dan bergerak kembali.

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...