Jumat, 29 Desember 2023

Akhlaq Bertetangga

 



Salah satu akhlaq seorang Muslim adalah bertetangga dengan baik. Tetangga memiliki peranan penting dalam kehidupan kita, karena tetangga merupakan orang yang tinggalnya bersebelahan dengan kita dan seringkali membantu jika ada permasalahan. Bahkan yang sering terjadi, tetangga adalah orang pertama yang kita mintai bantuannya.

Dan karena manusia juga merupakan makhluk sosial, yang mana pasti akan berinteraksi dan membaur dengan orang lain, termasuk tetangga. Untuk itu perlu menjalin hubungan yang baik dengan tetangga.

Untuk membangun kerukunan dan persaudaraan dengan tetangga, diperlukan akhlak dan perilaku yang sesuai. Dan agama Islam pun mengajarkan adab bertetangga yang bisa diterapkan oleh umat muslim. Sebagaimana termaktub dalam surat  An-Nisa ayat 36, Allah berfirman;

Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri, (QS: An-Nisa 36)

Bentuk perbuatan baik dengan tetangga bisa dengan tolong menolong ketika dibutuhkan, tidak mengusiknya, juga memaafkan kekeliruan yang diperbuat, atau perilaku lain yang terpuji. Bahkan salah satu bentuk menghormati dan menghargai tetangga seperti yang diajarkan Rasulullah yakni apabila hendak menjual atau menyewakan bangunan yang menempel dengan rumah tetangga, hendaknya untuk menawarkan dan berkonsultasi kepada tetangga terlebih dahulu.

Salah satu tanda baiknya iman seseorang adalah baik dengan tetangganya. Rasulullah bersabda: “Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR Muslim).

Islam mensyariatkan kepada pemeluknya agar selalu berbuat baik kepada mereka yang hidup berdampingan, serta tidak boleh berbuat jelek kepadanya. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits, yaitu: “Demi Allah, tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya.” Rasulullah saw. ditanya “Siapa yang tidak sempurna imannya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Seseorang yang tetangganya tidak merasa aman atas keburukannya.” (HR al-Bukhari).

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Islam memposisikan tetangga di tempat yang sangat mulia. Setiap muslim yang mengikrarkan iman harus menyadari hal ini, karena menyadarinya merupakan bentuk kepatuhan terhadap ajaran Islam itu sendiri. Begitu juga sebaliknya, orang yang tidak memberikan hak-hak tetangga, sama halnya dengan tidak patuh pada Islam. Karenanya, dalam beberapa teks hadits disebutkan, bahwa memuliakan tetangga dengan cara memberlakukan dengan baik dan memberikan hak-haknya, merupakan representasi keimanan kepada Allah dan hari kiamat.

Sabtu, 23 Desember 2023

WARISAN NAMA

 



Muhasabah akhir tahun.

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Kelak bila kita telah tiada tak akan ada yang peduli dengan harta warisan yang ditinggalkan. Karena harta warisan hanya menjadi urusan ahli waris.

Dua hal yang akan diingat orang, jasa-jasa atau kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat. Orang tidak tertarik membahas berapa banyak harta yang dimiliki. Pada akhirnya budi pekerti, akhlaq mulia yang akan dikenang abadi. Kebesaran nama akan diukur dari jasanya pada kehidupan, bukan dari prestasi diri yang menjadi kebanggaan.

Tidak semua yang telah pergi akan dikenang dan dirindukan banyak orang. Hanya mereka yang membawa pengaruh kebaikan bagi keluarga, saudara, sahabat, dan orang di sekitarnya yang selalu diingat. Karena kehadirannya membawa berkah bagi sekelilingnya.

Dan hidup ini hanyalah sejarah singkat kawan. Saat ini kita sedang membuat story, bisa sesuatu yang baik atau justru sebaliknya, hal yang buruk. Jika semasa hidup kita mampu melakukan banyak hal yang bermanfaat, berarti kita sedang membuat prasasti indah yang penuh bermakna.

Materi yang nilainya berlimpah yang dimiliki tak akan pernah menjadikan manusia abadi, dan semua pasti tahu itu. Sedangkan kehidupan di dunia pasti ada akhirnya, padahal tak banyak yang mempersiapkan dengan sungguh-sungguh meski kita sangat meyakini semua itu. Mari kita renungkan…

 

Senin, 18 Desember 2023

Dunia Bermain

 



Manfaat bermain dapat membentuk pertumbuhan fisik yang bagus sekaligus melatih mental anak. Banyak pakar sepakat bermain bagi anak sangat penting. Karena itu jangan melarang anak untuk bermain, karena ternyata bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Meskipun demikian, masih banyak orang tua menganggap bermain itu tidak ada gunanya.

Dalam sebuah artikel disebutkan bahwa miliarder Bill Gates melarang anaknya yang belum berusia 14 tahun memegang ponsel. Bahkan anak-anaknya disekolahkan di sekolah yang memberi kesempatan anak bermain di alam terbuka. Bermain lari-larian, main lumpur ataupun main air hujan. Persis seperti cara bermain anak-anak di kampung kita zaman dahulu.

Alasan yang mendasarinya, ternyata permainan-permainan tradisional di alam terbuka mendidik anak untuk dekat dengan alam sehingga mereka akan menghargai dan menjaga kelestariannya. Berbeda dengan permainan menggunakan gadget yang akan menjadikan anak tidak bisa bersosialisasi. Anak menjadi pendiam dan tidak memiliki teman.

Tidak perlu takut anak badannya kotor atau tubuhnya akan lecet. Karena semua itu justru menjadikan anak belajar bertanggungjawab dan akan lebih berhati-hati. Karena bila anak dikekang ia akan menjadi lemah fisik dan mentalnya.

Tugas orang tua adalah mengontrol dan mengatur anak bermain. Anak diberi kebebasan tapi juga ada batasan-batasan yang harus ditaati. Semakin anak dibatasi bermain maka akan semakin terkekang energi yang ada dalam dirinya. Tapi bila ada kebebasan berekspresi melalui bermain, anak akan semakin mudah mengembangkan minat dan bakatnya.

Kamis, 07 Desember 2023

Politik Perang Banner

 



Pemilu serentak di negeri kita tinggal beberapa bulan lagi dilaksanakan. Tanggal 14 Februari yang akan datang akan menjadi ajang “pertarungan” para kandidat Caleg, Capres dan Cawapres meraih suara terbanyak demi memuluskan meraih kursi yang diidamkan.

Ada pemandangan yang lazim yang dapat kita lihat di sepanjang jalan raya menjelang pemilu dilaksanakan. Yaitu, banyaknya banner Caleg, Capres dan Cawapres dipasang (dipaku) di pohon maupun ditempelkan di tiang listrik atau tiang telephon. Sepanjang jalan seolah menjadi etalase yang menampilkan wajah-wajah ramah yang mencari simpati pemilih.

Mari sejenak kita cermati ketika para politisi memasang gambarnya di pinggir jalan. Sebenarnya banner tersebut mirip-mirip dengan kontestan lain, tersenyum dan tangan mengepal sebagai simbol siap berjuang untuk rakyat.

Mengapa para politisi harus banyak memasang banner?. Apakah sekadar untuk mengenalkan dirinya. Bukankah semua itu nantinya hanya akan menjadi sampah yang mengotori jalan kita. Belum lagi tersiksanya pohon-pohon peneduh di sepanjang jalan. Apakah politik pasang banner benar-benar efektif meraih simpati pemilih. Sepertinya tidak demikian.

Mungkin saja politik perang banner tidak begitu berpengaruh dalam mendulang suara, namun demikian tetap saja pemilu kita pasti akan diwarnai dengan banyaknya banner yang dipajang. Setidaknya para pengusaha percetakan banner akan mendapatkan kenaikan pendapatan yang signifikan. Dengan begitu, pemilu akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi rakyat.

 

Rabu, 29 November 2023

Gaza, Bumi Para Pejuang

 



Dampak perang memang akan selalu memilukan hati. Sejak serangan Zionis Israel pada awal Oktober lalu mengakibatkan sekitar 15.000 warga Gaza meninggal dunia, di mana anak-anak dan wanita bahkan menjadi korban. Dari sisi Israel disebut terdapat 1.400 orang tewas.

Perang antara para pejuang Gaza melawan Zionis Israel kini memasuki masa genjatan senjata. Kedua belah pihak telah sepakat menahan serangan selama empat hari sejak Jumat 24 November 2023. Perang Gaza sendiri telah berlangsung hampir dua bulan. Serangan mendadak Hamas 7 Oktober membuat Israel menggaungkan perang.

Mengutip dari sebuah sumber berita, selama tiga hari pertama gencatan senjata, 39 tawanan Israel dibebaskan oleh para pejuang Gaza. Mereka ditukar dengan 117 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Genjatan senjata sebenarnya bukan berarti menjadi pertanda konflik di negeri Palestina akan berakhir menjadi perdamaian. Hamas adalah kelompok militan yang selamanya tidak akan mau berdamai dengan Zionis Israel. Selama Israel masih menduduki bumi Palestina, mereka akan terus berjuang mengusirnya.

Hidup mulia atau mati syahid. Para pejuang Gaza pasti lebih memilih menjadi syuhada di medan tempur daripada tunduk di bawah kaki-kaki Zionis yang bengis. Mereka sangat yakin pada waktunya nanti, Palestina akan menjadi negeri yang merdeka dan terbebas dari rongrongan Zionis Israel. Semoga Allah selalu menyertaimu wahai para Pejuang Gaza…

 

 

Sabtu, 25 November 2023

Bergerak Bersama, Rayakan Merdeka Belajar

 



Sudah lazim, setiap peringatan Hari Guru Nasional (HGN) tanggal 25 November sekolah dan madrasah membuat acara yang meriah dengan nuansa gembira. Diawali dengan upacara bendera kemudian akan dilanjutkan dengan berbagai acara unik dan khas hari guru seperti tumpengan dan makan bersama.

Tidak ada yang salah dengan cara kita memperingati hari guru. Sedikit bersenang-senang dan memberi hadiah ke guru menunjukkan kita insan yang memuliakan orang penting yang telah mendidik kita. Namun harus diingat, substansi memperingati hari guru tidak hanya acara makan dan memberi hadiah.

Peringatan hari guru harus dijadikan momentum untuk terus memajukan pendidikan. Guru menjadi elemen penting dari sukses dan gagalnya sistem pendidikan bangsa kita. Mereka dengan sumber daya yang terbatas selalu berjuang menyiapkan masa depan bagi murid-muridnya meski. Dan upaya tersebut patut kita berikan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Tema peringatan hari guru tahun ini (2023) adalah Bergerak Bersama, Rayakan Merdeka Belajar. Tujuan pendidikan hanya akan berhasil bila semua komponen mampu bersinergi atau bergerak dengan dengan harmoni. Dan yang yang lebih penting lagi sebagai guru kita harus bisa menciptakasn suasana belajar yang gembira. Seperti itu mungkin bila kita memaknai tema tersebut dengan bebas.

Selamat Hari Guru Nasional 2023. Katanya, tidak setiap guru memang bukan orang hebat tetapi semua orang hebat adalah berkat jasa dari seorang guru. Hargai  jasa guru, karena hanya mereka yang menghargai jasa guru yang akan meraih puncak kesuksesan.

 

 




Sabtu, 18 November 2023

Setali Tiga Uang Nasib Timnas

 



Pada hari Kamis tanggal 16 November kemarin, kita disuguhkan dua pertandingan sepak bola timnas kita. Satu pertandingan Piala Dunia U-17 antara Indonesia melawan Maroko, dan pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 antara timnas Indonesia senior melawan Irak.

Sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17, Indonesia bisa dikatakan tampil baik pada dua pertandingan sebelum melawan Maroko. Setelah menahan imbang Ecuador dengan skor 1:1, Arkhan Kaka dan kawan-kawan kembali bermain seri ketika bentrok dengan Panama dengan skor identik 1:1.

Ada harapan Indonesia mampu lolos ke babak 16 besar dengan catatan tidak kalah saat berjumpa Maroko di pertandingan terakhir grup A. Tapi apa boleh buat, Indonesia justru kalah telak dari Maroko dengan skor 3:1. Pupus sudah mimpi garuda muda untuk melaju ke babak knock out, timnas Indonesia U-17 tersingkir di fase grup.

Tak berapa lama, timnas senior yang bermain di Irak juga kalah dengan skor mencolok 5:1. Setali tiga uang, nasib timnas senior sama halnya dengan junior mereka, sama-sama kalah dari lawan yang dihadapinya. Bedanya, timnas senior masih ada harapan untuk melaju ke babak selanjutnya, karena pertandingan melawan Irak adalah pertandingan pembuka di grup F zona asia.

Menang dan kalah dalam sebuah pertandingan sepak bola adalah hal wajar. Terlebih lawan yang dihadapi timnas junior dan senior kemarin secara peringkat jauh di atas Indonesia. Kita ingin menyaksikan timnas kita memiliki progres yang signifikan, baik itu di level kelompok umur maupun timnas senior. Bangkit terus timnasku…..

Jumat, 10 November 2023

Ricuh Gegara Gol Offside

 



Ada-ada saja, masak gol offside tetap dinyatakan sah. Padahal wasit telah meniup peluit, pemain membuat pelanggaran berat terhadap lawan mainnya dan offside pula, tapi anaehnya golnya tetap dinyatakan sah.

Seharusnya sesuai aturan, sebuah gol yang prosesnya dilakukan dengan membuat pelanggaran maka gol tersebut tidak sah dan harus dianulir oleh wasit. Tapi ini, pelanggarannya dihukum anehnya golnya tetap sah.

Banyak orang saat ini sedang tergelitik mengomentari situasi politik di tanah air. Sebagai komentator bola amatir kelas lesehan sebenarnya saya kurang paham dengan dunia politik yang penuh intrik. Saya lebih paham dengan dunia sepak bola yang katanya menjunjung fair play dan anti rasisme.

Dampak putusan gugatan di MK (Mahkamah Konstitusi) menurut banyak analis tak ubahnya seperti kericuhan gegara gol offside yang tetap disahkan. Tapi secara pribadi saya tidak punya kepentingan karena bukan partisan sebuah partai politik. Baik itu yang mendukung ataupun yang menentang.

Politik memang beda dengan sepak bola. Namun demikian kita juga melihat dengan jelas ada kesamaan antara keduanya. Keduanya sama-sama berusaha mengalahkan lawan dengan telak. Adu strategi bahkan tipu muslihat acapkali digunakan untuk mencapai kemenangan. Selamat bertanding wahai parpol… junjung fair play layaknya sepak bola.

 

Selasa, 07 November 2023

Lentera Kecil

 



Jangan pernah berhenti untuk menulis. Itu yang selalu saya katakan pada diri sendiri. Setiap kali semangat menulis terkikis dan menyisakan rasa berat serta kejenuhan, setiap kali pula saya harus menyuntikkan stimulus agar semangat bangkit kembali.

Bagi seorang penulis, berkarya dan terus menulis ibaratnya seperti memiliki lentera (lampu) yang tetap menyala. Tak peduli seberapa besar sebuah lentera, yang pasti dia akan tetap bercahaya. Karena cahaya, meski ia tak terang benderang tetap saja akan menjadi petunjuk.

Mungkin filosofi tersebut (di atas) yang membuat saya memiliki energi untuk tetap menulis. Menulis tak sekadar karena mendapat benefit berupa materi. Jauh lebih tinggi dari hasrat itu, tetap menulis karena ingin memiliki lentera dalam kehidupan ini meski hanya sebuah lentera kecil.

Dengan menulis menjadikan hidup penulis terasa lebih produktif. Setidaknya itu menambah porsi waktu yang digunakan untuk hal yang berguna. Menulis adalah wujud nyata ekspresi yang tertuang dalam rakitan bahasa tulisan. Karena tidak semua rasa bisa diungkapkan dengan kata-kata lisan kita.

Jalan hidup penulis laksana pelita yang memberi terang. Bila mana ia tidak mampu memberi terang bagi orang lain, sekurang-kurangnya hidupnya sendiri tidak dalam kegelapan.

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumat, 27 Oktober 2023

Gagasan Calon Pemimpin

 



Siapa yang akan Anda pilih dalam kontestasi pilpres tahun 2024 nanti?. Lalu, kriteria apa saja yang menjadi dasar Anda memilih seorang pemimpin. Apakah karena kepandaian, kewibawaan, atau partai politik pengusung sang Capres dan Wapres?.

Sebenarnya di era saat ini semua peristiwa pasti sudah terarsip dengan jelas. Demikian pula rekam jejak para calon pemimpin yang nanti akan bertarung merebutkan hati rakyat dapat dengan mudah kita teliti. Gagasan atau ide mereka dapat kita baca dan pelajari dari tulisan-tulisan di platform media sosial maupun buku yang telah diterbitkan.

Kita mesti gembira karena dari tiga calon presiden yang ikut pilpres semuanya pernah menerbitkan karya tulis. Buku Anis Baswedan di antaranya; Merawat Tenun Kebangsaan dan Jangan Remehkan Kata-kata. Karya Prabowo Subianto, Indonesia Menang dan Paradoks Indonesia dan Solusi. Sedangkan karya Ganjar Pranowo adalah Jembatan Perubahan.

Sudah selayaknya seorang calon pemimpin memiliki gagasan-gagasan besar yang dia gaungkan dalam setiap karya-karya tulisnya (buku). Itu yang akan mengenalkan dia pada masyarakat luas. Dengan demikian rakyat tahu betul tentang sosok seperti apa yang akan dipilih.

Memimpin bangsa yang besar seperti Indonesia tentu tidaklah mudah. Dibutuhkan pemimpin besar yang memiliki integritas dan gagasan yang besar pula. Jadi apa yang bisa diharap bila ada calon pemimpin bangsa, tapi tidak pernah memiliki sepotong karya pun di mana dia mengungkap gagasannya?. Jangan dipilih….

 

 

 

 

Selasa, 24 Oktober 2023

Mengasuh Anak Singa

 



Dinamika dunia politik di negeri kita hari-hari ini menyuguhkan drama yang penuh dengan guncangan. Kasak-kusuk mencari figur cawapres begitu intens dilakukan oleh para pemimpin partai koalisi yang semakin mendekati masa akhir pendaftaran Capres dan Cawapres.

Kini lengkap sudah. Ketiga Capres telah mendapatkan “jodoh” masing-masing untuk mengarungi pilpres tahun 2024 mendatang. Ada kejutan dan banyak fakta yang membuat publik heran tidak habis pikir. Lawan yang dulu habis-habisan dijatuhkan tiba-tiba kini dipeluk dengan hangat. Dan kawan yang sudah banyak berkorban mendadak kini ditinggalkan.

Tidak ada balas budi dalam politik, dan memang benar jargon yang selama ini digaungkan. Dalam dunia politik tidak ada lawan abadi dan kawan sejati. Yang ada hanya kepentingan yang abadi.

Ada kader yang menelikung mentornya, ada anak didik yang menggulingkan seniornya, ada orang kepercayaan yang menjatuhkan penyokong utama di karir politiknya. Dan masih ada banyak cerita penghianatan kejam dalam dunia politik kita.

Perumpamaan politik di Indonesia seperti orang yang mengasuh anak singa. Ketika masih kecil dia disayang-sayang karena terlihat begitu menggemaskan. Namun di saat dia tumbuh besar, kuku dan taringnya yang kuat justru digunakan untuk menerkam pengasuhnya. Bukankah seperti itu wajah perpolitikan kita?. Wallahu a’lam

Jumat, 20 Oktober 2023

Jalan Terjal Menuju WC-2026

 



Tim nasional Indonesia asuhan pelatih Sin Tae Yong (STY) telah melalui babak pertama kualifikasi Piala Dunia (World Cup) 2026 dengan kemenangan telak agregat 12:0 atas timnas Brunei Darussalam. Kemenangan ini mengantarkan Indonesia melaju pada babak kedua kualifikasi dan tergabung di Grup F bersama Irak, Vietnam dan Filipina.

Pada kualifikasi babak kedua zona asia tersebut, nantinya akan diambil peringkat pertama dan kedua untuk selanjutnya masuk pada kualifikasi babak ketiga WC-2026. Jadi dipastikan mimpi untuk bisa tampil di panggung piala dunia masih terlalu jauh.

Persaingan untuk lolos dari Grup F zona asia tidak akan berjalan mudah. Indonesia harus berjibaku dengan salah satu tim kuat asia barat yakni Irak dan rival dari tim asia tenggara yaitu Vietnam. Adapun Filipina di atas kertas bisa dikatakan tim yang paling mungkin untuk dikalahkan.

Meski perjuangan anak-anak muda garuda Indonesia sangat berat, bukan berarti kesempatan untuk merumput di piala dunia 2026 menjadi mustahil. Seperti kita ketahui ada tambahan kuota peserta piala dunia dari zona asia. Dari kualifikasi zona asia nanti akan lolos langsung sebanyak 8 negara. Ditambah satu tiket diperebutkan melalui pertandingan antar zona.

Ada sekian banyak bintang-bintang muda dari timnas kita yang siap melalui terjalnya jalan menuju WC-2026. Ditambah dengan mentalitas pemain yang kian kuat dari waktu ke waktu. Selayaknya kita semua mesti optimis timnas kita mampu melaju jauh pada kualifikasi piala dunia kali ini. Dan tidak ada yang mustahil dalam sepak bola, karena bola itu bundar tidak bersudut.

Kamis, 12 Oktober 2023

Mulai dari yang Kecil

 



Rapikan tempat tidurmu sebelum engkau pergi beraktivitas. Seorang motivator menyarankan agar kita melakukan hal kecil yang bisa kita kerjakan sebelum berangkat kerja. Banyak hal-hal kecil yang sebenarnya bisa kita lakukan di rumah, misalnya merapikan kamar tidur, menyapu, mencuci piring atau membersihkan rumah.

Apa pentingnya melakukan hal-hal “remeh” yang biasanya menjadi urusan ibu rumah tangga. Ternyata kita selama ini memiliki persepsi yang keliru dengan urusan-urusan ringan dan kecil dalam rumah kita. Kebanyakan kaum laki-laki enggan melakukan pekerjaan tersebut karena merasa semua itu bukan hal penting.

Merapikan tempat tidur atau mencuci piring tak akan mampu merubah dunia. Tapi dengan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan kecil itu kita telah memulai hari dengan sesuatu yang bermanfaat dan membuat orang di sekitar kita hatinya gembira. Selanjutnya kita memiliki kesiapan untuk melakukan pekerjaan yang lebih besar.

Ada kesenangan dan kepuasan batin setiap kali kita mampu merampungkan suatu pekerjaan. Ini adalah energi positif yang akan menjadi tambahan semangat untuk melalui hari yang penuh dengan segala kesibukan.

Sebaik-baik urusan adalah yang selesai dan sempurna dikerjakan. Jadi jangan menganggap remeh pekerjaan kecil yang mudah untuk dilakukan karena ia adalah pintu gerbang dari hal besar yang mesti kita kerjakan. Bagaimana mungkin bisa menuntaskan urusan yang besar bila hal yang kecil tidak bisa diselesaikan.

 

 

Jumat, 06 Oktober 2023

Kehilangan Teladan

 



Sebagai negara yang memiliki penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia seharusnya menjadi contoh negara yang Islami. Memang, Islam tidak menjadi dasar bernegara akan tetapi Pancasila memiliki nilai-nilai yang selaras dengan ajaran Islam.

Anehnya, negara-negara yang sekuler dan negara yang menjalankan urusan-urusan manusia berdasarkan pertimbangan humanisme bukan pada ajaran agama justru tampil lebih Islami. Kita ambil saja beberapa contoh kota-kota di eropa, tingkat kriminalitas di sana terbilang rendah.

Apa yang menyebabkan tingkat kejahatan relatif tinggi di negara kita?. Padahal mayoritas masyarakat memahami ajaran agama. Begitu pula tingkat kejujuran masyarakat kita dinilai rendah. Bahkan tingkat kejujuran yang rendah juga melanda para pemimpin yang kita pilih. Buktinya, sangat banyak eksekutif di negeri ini yang tersangkut kasus korupsi.

Rendahnya moral suatu bangsa menurut Prof.Mujamil Qomar dikarenakan tidak adanya teladan yang bisa diikuti. Faktanya, penjaga moral justru banyak yang tidak bermoral dan penegak keadilan banyak yang berbuat curang. Masyarakat sulit mencari figur teladan yang perkataan, perbuatan dan geraknya benar-benar lurus.

Umat Islam harus kembali pada teladan yang benar-benar sempurna. Teladan satu-satunya yang tidak memiliki cela adalah Nabi Agung Muhammad Saw. Sebagai pemimpin, suami, orang tua, tetangga dan apapun peran beliau semua layak diikuti. Rasulullah merupakan figur “uswatun hasanah” yang semua sisi kehidupan beliau harus diteladani umat Islam. Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad….

 

 

 

 

Senin, 02 Oktober 2023

Bukan Cara Biasa

 



Mengapa karya novel penulis terkenal seperti Khilma Anis atau Habiburrohman El Shirazy, begitu luar biasa menariknya. Yang pasti karena cara menulisnya bukan dengan cara biasa. Sesuatu yang prosesnya biasa hasilnya tentu juga biasa saja. Sebaliknya, semua usaha yang dikerjakan dengan cara luar biasa akan menghasilkan karya yang luar biasa pula.

Dulu ada ungkapan yang sangat populer, “Semua akan indah pada waktunya”. Kalau tidak keliru mungkin maksudnya proses yang baik akan menghasilkan yang baik pula. Jadi, mimpi bila hanya menunggu hasil yang bagus sementara prosesnya tidak dijalankan dengan sempurna.

Tak ada satu karya sastra ataupun karya seni yang istimewa yang lahir tanpa melalui perjuangan keras penciptanya. Ketika semua usaha dan cara telah dikerahkan, saatnya menunggu hasil indah yang akan diraih.

Memang terkadang “keindahan” akan datang di saat mereka sudah lelah menunggu. Banyak karya-karya seni klasik dihargai begitu fantastis di saat penciptanya telah tiada. Sebuah lukisan abad ke-19 karya seniman legendaris Indonesia Raden Saleh berhasil memecahkan rekor baru di Tanah Air.

Goresan cat minyaknya berjudul La Chasseau Taureau Sauvage atau Perburuan Banteng terjual senilai 8,9 juta euro atau sekitar Rp149,6 miliar di rumah lelang di Kota Vannes, Prancis. Ini adalah bukti bahwa tidak ada usaha sepenuh hati yang akan sia-sia, semua pasti akan indah pada waktunya.

 

Senin, 25 September 2023

Kalah Presisi

 



Pertandingan terakhir di grup F cabang sepak bola Asian Games 2022 Hangzhou China antara Indonesia melawan Korea Utara berakhir 1:0 untuk kemenangan timnas Korut. Khabar baiknya, meski kalah dalam pertandingan tersebut timnas Indonesia tetap melaju ke babak 16 besar. Indonesia lolos karena menjadi tim peringkat ketiga terbaik.

Bila kita kalah dari Jepang, Saudi Arabia atau Korea Selatan tentu wajar. Karena itu hal menarik yang harus diulas sebenarnya bukan lolosnya timnas Garuda ke babak 16 besar Asian Games 2022, tapi mengapa kita bisa kalah dari Korea Utara. Bukankah dari berbagai aspek, Indonesia jelas lebih unggul dari timnas negerinya Kim Jong Un itu.

Sebelum mengikuti Asian Games 2022 Hangzhou China, timnas sepak bola Korea utara sudah empat tahun tidak berpartisipasi di semua even sepak bola internasional. Mereka hanya melakukan pertandingan antar klub dalam negeri, dan itu bukan kompetisi sepak bola profesional. Kalau di Indonesia mungkin disebut sepak bola tarkam (antar kampung).

Korea Utara negeri yang banyak dirundung masalah. Secara kompetisi domestik Indonesia jelas lebih unggul. Dari segi pengalaman bertanding internasional Indonesia juga lebih unggul. Dari segi fisik, pemain Korea Utara tidak jauh berbeda dengan fisik pemain timnas kita. Dari segi mental seharusnya kita lebih bagus dari mereka. Tapi mengapa kita kalah?

Kita hanya kalah presisi. Mereka memiliki pasing yang akurat, umpat yang sering tepat sasaran, dan kekompakan tim. Lupakan kualitas pemain karena saat pertandingan kerja sama tim lebih diperlukan daripada skill individu. Dan pertandingan melawan timnas Korea Utara seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia. Ternyata potensi besar sebuah tim tidak menjamin kemenangan.

Selasa, 19 September 2023

Implementasi Moderasi Beragama Serta Perannya dalam Penguatan Kerukunan Umat Beragama (1)

 

                 

 Pendahuluan

Agama sebagai sebuah pedoman hidup harus mengajarkan nilai egaliter yang tidak mendiskriminasi antarumat manusia. Sementara yang tidak kalah pentingnya beragama harus menjunjung nilai-nilai moderat. Agama semestinya diamalkan dengan cara mengutamakan saling menghormati dengan sesama penganut agama dan juga terhadap penganut agama lain. Kerukunan umat beragama menjadi prioritas dengan menjaga toleransi serta berusaha menghindari segala bentuk konflik dan permusuhan.

Penganut agama yang mengamalkan ajaran agamanya dengan moderat serta-merta akan menjaga hubungan baiknya dengan penganut agama lain. Ia memiliki prinsip toleransi yang menghargai keberagaman dan bersedia bekerjasama dalam konteks hubungan kemasyarakatan atau urusan sosial. Dia tidak membuat sekat dengan orang hanya karena berbeda keyakinan.

Moderasi beragama tidak bermakna mencari tafsir baru yang benar-benar berbeda dari teks kitab suci sebuah agama. Namun moderasi beragama adalah pemikiran keagamaan yang bersifat moderat yang indikasinya adalah kemampuan untuk memadukan antara teks dan konteks. Seorang penganut agama yang moderat tidak kaku karena terlalu tekstual, namun di sisi lain dia juga tidak terlalu leluasa dengan pemikirannya sendiri karena melepaskan diri dari teks yang seharusnya dipedomani.

Sikap intoleran penganut agama memang nyata ada dalam masyarakat. Kita tidak bisa menafikan itu semua. Namun demikian, pemahaman sebagian orang sering keliru dalam menanggapi fenomena tersebut. Ketika terjadi suatu tindakan pelanggaran yang mencerminkan sikap intoleran, pandangan orang akan latah menganggap pelakunya mengamalkan ajaran agama yang keliru. Padahal itu adalah tindakan perseorangan (oknum) semata yang tidak merepresentasikan agama yang dianutnya.

Dalam konteks hubungan kerukunan umat beragama, agama Islam sering mendapat label yang negatif. Itu semua terjadi karena orang tidak bisa membedakan antara agama Islam dengan umat Islam. Kerancuan pandangan yang sangat keliru ini menyebabkan banyak orang salah menilai dan ceroboh membuat kesimpulan. Ketika oknum (penganut agama Islam) melakukan tindakan kekerasan yang mengindikasikan permusuhan terhadap umat nonmuslim, Islam yang akan disalahkan. Padahal para penuduh tidak pernah ada yang bisa membuktikan bahwa dalam ajaran agama Islam terdapat dogma atau tuntunan yang membenarkan tindakan kekerasan terhadap umat yang berbeda keyakinan.

Pemahaman agama yang keliru sering menjadi akar permasalahan sikap intoleran, khususnya dalam kalangan umat Islam. Karena dari satu teks yang sama, bisa muncul puluhan penafsiran yang berbeda-beda. Inilah pentingnya memiliki bimbingan dari ulama yang memiliki jalur sanad yang benar. Karena dengan cara tersebut agama Islam tidak terdistorsi oleh pemahaman-pemahaman yang yang menyimpang.

Sebagai upaya menciptakan kerukunan umat beragama dan menghindarkan potensi perpecahan dalam masyarakat, pemerintah melalui Kementerian Agama intens melakukan penguatan dan implementasi moderasi beragama. Dewasa ini moderasi beragama dibutuhkan untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara penganut agama secara eksternal, bahkan secara internal juga diperlukan untuk mewujudkan suasana yang selaras mengingat banyaknya aliran dalam sebuah agama. Dan dalam konteks Indonesia, moderasi beragama menjadi pilihan yang logis. Bahkan saat ini moderasi beragama telah menjadi gerakan yang memiliki tujuan mulia dengan prinsip melakukan perbaikan. 

Hak dasar manusia dalam perspektif Islam

Allah menciptakan manusia dengan fitrah kemuliaan. Sebagai makhluk yang dimuliakan manusia dibekali dengan akal dan kemampuan berpikir. Manusia menjadi satu-satunya ciptaan Allah yang rasional. Rasulullah sebagai pembawa risalah, diperintah oleh Allah menyampaikan syariat yang menata kehidupan manusia agar tetap menjadi makhluk yang mulia.

Dalam surat Al-Isra ayat 70 Allah berfirman: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. al-Isra’: 70)

Manusia memiliki hak al-karamah dan hak al-fadlilah. Misi diutusnya Rasulullah adalah rahmatan lil alamin, di mana kemaslahatan merupakan tawaran untuk seluruh manusia dan alam semesta. Penafsiran misi rahmatan lil alamin disebut sebagai ushul al-khams (lima prinsip dasar) yang melingkupi hifdhud din, hifdhun nafs wal ’irdl, hifdhul aql, hifdhun nasl dan hifdhul mal. (https://papua.kemenag.go.id)

1.    Hifdhud din (Memelihara Agama) memberikan jaminan hak kepada umat Islam untuk memelihara agama dan keyakinannya (al-din). Sementara itu Islam juga menjamin sepenuhnya atas identitas (kelompok) agama yang bersifat lintas etnis, oleh karena itu Islam menjamin kebebasan beragama, dan larangan adanya pemaksaan agama yang satu dengan agama lainnya.

2.    Hifdhun nafs wal irdh (Memelihara Jiwa) memberikan jaminan hak atas setiap jiwa (nyawa) manusia, untuk tumbuh dan berkembang secara layak. Dalam hal ini Islam menuntut adanya keadilan, pemenuhan kebutuhan dasar; pekerjaan, hak kemerdekaan, dan keselamatan, bebas dari penganiayaan dan kesewenang-wenangan.

3.    Hifdhul‘aql (Memelihara Akal) adalah adanya suatu jaminan atas kebebasan berekspresi, kebebasan mimbar, kebebasan mengeluarkan pendapat, melakukan penelitian dan berbagai aktivitas ilmiah. Dalam hal ini Islam melarang terjadinya perusakan akal dalam bentuk penyiksaan, penggunaan obat terlarang maupun minuman keras.

4.    Hifdhun nasl (Memelihara Keturunan) merupakan jaminan atas kehidupan privasi setiap individu, perlindungan atas pekerjaan, jaminan masa depan keturunan dan generasi penerus yang lebih baik dan berkualitas. Perzinahan adalah perilaku menyimpang menurut syara’ sagat diharamkan.

5.    Hifdhul mal (Memelihara Harta) dimaksudkan sebagai jaminan atas pemilikan harta benda, properti dan lain-lain. Dan larangan adanya tindakan mengambil hak dari harta orang lain dengan cara-cara yang tidak sah seperti: mencuri, korupsi, monopoli, dan yang serupa itu.

Lima prinsip dasar di atas sangatlah relevan dan bahkan seiring sejalan dengan prinsip-prinsip hak-hak asasi manusia. Jauh sebelum ada pengakuan umum terhadap perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam hukum internasional yang tertulis pasca Perang Dunia II, Islam telah hadir membawa konsep ajaran yang melindungi hak dasar manusia.

Ajaran Islam yang dibawa Rasulullah mengembalikan kembali derajat manusia sebagai makhluk yang dimuliakan. Pada masa jahiliah kehormatan seseorang dinilai dari faktor keturunan atau nasab, kekayaan dan ketinggian kedudukannya. Ketika Islam datang maka dihapuslah konsep jahiliyah tersebut.

Islam tidak memandang nilai kemuliaan seseorang dari bentuk tubuh atau fisik, banyaknya harta maupun pangkat seseorang. Yang mulia di sisi Allah adalah hamba yang bertakwa. Tak peduli apakah dia seorang hamba sahaya atau orang yang miskin tidak berharta. Dan dalam hal ini Rasulullah Saw memberi teladan kepada umatnya dengan nyata. Ada sahabat-sahabat pilihan Nabi yang tadinya hamba sahaya atau budak, diantaranya adalah Bilal Bin Rabbah dan Zaid bin Haritsah. Akan tetapi Rasulullah tidak pernah membedakan derajat mereka dengan kemuliaan sahabat lain yang bernasab mulia.

 


 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...