Senin, 28 Desember 2020

TERUS BERGERAK



Kata Albert Einstein, “Hidup itu seperti mengendarai sepeda. Untuk menjaga keseimbangan, Anda harus terus bergerak.” Ya, sudah teranglah, ketika berhenti mengayuh sepeda yang terjadi pasti kita terjatuh. Begitu sederhana teori kehidupan yang disampaikan, namun mendalam bila kita renungkan dengan jernih. Hidup itu harus bergerak. Teruslah bergerak karena setiap gerakan terdapat keberkahan. Setiap usaha kita membutuhkan gerakan, bukan hanya berdiam diri.

Dan bukankah semesta mengajarkan, bahwa yang bergerak itu yang baik. Air yang mengalir tentu lebih bagus daripada air yang menggenang. Karena nyamuk hanya akan bertelur di air yang tidak bergerak. Burung yang terbang menggerakkan sayap-sayapnya mencari makan, pulang dengan tembolok yang penuh makanan. Semut hitam yang terus bergerak, mampu memenuhi lubang sarangnya dengan cadangan makanan yang berlimpah. Apalagi manusia, dengan terus bergerak, berikhtiar, sabar dan tetap tegar maka akan penuh keberkahan dalam hidupnya.

Kalau kita kaitkan dengan aktivitas menulis, bergerak maknanya adalah terus menulis. Bukan hanya tangan yang bergerak menekan tombol di keyboard, namun menulis juga menggerakkan pikiran, menggali gagasan dan membangun imajinasi. Sehari kita berhenti bergerak (menulis) maka kita kehilangan satu kesempatan mengasah keterampilan. Kuncinya semakin sering akan semakin terbiasa.

Menulis terus setiap hari bukanlah yang mudah, meskipun juga bukan suatu hal yang mustahil. Kata orang semua bermula dari keteguhan niat. Perkara sulit pun bila ada niat yang kuat untuk melakukannya hampir pasti akan bisa terlaksana. Ketika menulis tidak berpikir lagi mendapat sesuatu, murni hanya menulis. Di saat itulah kita akan kehilangan beban dalam angan kita. Begitu saja menulis, tak perlu banyak menimbang.

Yang sedang kita lakukan adalah membuat sebuah kebiasaan. Tentu hal yang baru tidak begitu saja akan menjadi kebiasaan, perlu habituasi. Dan sulit berharap kita akan cepat terampil menulis bila tidak sesering mungkin menulis. Terus saja bergerak (menulis) meskipun dalam praktiknya kita sering mengalami kebuntuan. Rasanya tidak perlu kita terlalu idealis membuat tulisan yang bagus. Karena yang terpenting bagi kita adalah menggerakkan tangan setiap hari, menggerakkan pikiran mengais ide dan membuka imajinasi seluas-luasnya.

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...