Jumat, 22 Juli 2022

Trah Pemimpin

 



Gerombolan singa hanya akan dipimpin oleh seekor singa. Tidak mungkin kawanan singa akan dipimpin oleh seekor kambing. Begitu pula cerminan pimpinan kita. Pemimpin lahir dari rahim rakyatnya. Kualitas pemimpin yang baik hanya akan terwujud dari masyarakat yang baik pula. Tak akan muncul pemimpin yang baik, bila masyarakatnya sudah rusak.

Konon ketika Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ditanya oleh salah satu pengikutnya,  mengapa pada masa pemerintahannya banyak terjadi perpecahan dan perang saudara, sementara pada masa pemerintahan Abu Bakar dan Umar situasi relatif lebih aman dan tidak ada perpecahan dalam tubuh umat Islam.

Ali menjawab, pada masa Abu Bakar dan Usman yang menjadi rakyatnya adalah orang-orang seperti saya, sedangkan ketika saya menjadi pemimpin pengikutnya adalah orang- orang seperti kamu.

Bagai “Menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri”. Percuma menggerutu dan mengumpat pemimpin yang buruk, karena hakikatnya dia adalah bagian dari kita. Dia adalah cerminan umatnya. Bila kita menginginkan pemimpin yang baik, syarat pertamanya adalah memperbaiki kondisi masyarakat, itu sebuah keharusan.

Menurut logika, pemimpin seharusnya adalah orang yang terbaik dalam komunitas atau masyarakatnya. Lalu bagaimana kita bisa memilih yang terbaik bila semuanya tidak memenuhi kriteria untuk layak dijadikan pemimpin. Fakta inilah yang sering kita jumpai. Banyak yang mendambakan pemimpin yang berkualifikasi sempurna sementara kondisi riil masyarakatnya jauh dari ideal.

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...