Selasa, 18 Oktober 2022

Liverpool Tampil Garang, Guardiola Meradang



PENJEDAR - Waspada, Liverpool sedang onfire. Bukti terbaru Pesaing berat mereka Manchester City ditaklukkan di Anfield dengan skor tipis 1:0. Kemenangan di kandang sendiri ini semakin terang menunjukkan bahwa Liverpool sudah bangkit.

Kekalahan dari Liverpool dirasakan sangat pahit oleh Manchester City. Ini adalah kekalahan pertama City dalam musim kompetisi EPL tahun ini. Bila merujuk data head to head kedua pelatih, sementara Jurgen Klopp masih di atas angin.

Dari 26 pertemuan keduanya, Jurgen Klopp menang 11 kali, kalah 9 kali dan sisanya hasil imbang (draw). Ini fakta yang semakin menegasakan bila Guardiola selalu kesulitan bila bersua Klopp. Dan, Liverpool akan tetap menjadi batu sandungan Manchester City.

Kemenangan Liverpool sebenarnya tidak berpengaruh besar bagi City. Mereka tetap berada di peringkat kedua klasemen liga Inggris. Tapi secara psikologis kekalahan dari Liverpool terasa sangat menyesakkan. Ini adalah kekalah beruntun setelah pada laga FA Community Shield bulan Juli kemarin City kalah 1:3.

Sampai pekan ke-10 hanya Liverpool yang bisa menjinakkan Manchester City. Kekalahan ini setidaknya menjadi alarm bagi City, bahwa mereka bukan tim superior yang tidak bisa dikalahkan. Meskipun kini telah diperkuat Erling Haaland, tetap saja takluk dari rival berat mereka, Liverpool.

Kejeniusan Guardiola sebagai pelatih top dunia terus mendapat ujian. Mengapa dia begitu dominan ketika Manchester City bertemu dengan tim-tim EPL dan juga eropa, namun sering mati kutu bila sudah bertanding dengan The Red, Liverpool. Keadaan yang membuat pelatih flamboyan itu kian meradang.

Gaya sepak bola Guardiola yang selalu mendominasi dalam penguasaan bola sering kontraproduktif dengan gaya Klopp yang menggunakan pressing tinggi dan counter attack yang cepat. Terlebih Liverpool memiliki pemain-pemain yang cepat dan kuat ketika satu lawan satu seperti Mohamed Salah.

Keduanya, Klopp dan Guardiola adalah pelatih yang sangat keras dan hebat. Skema permainan mereka juga bagus dan menyenangkan. Mereka adalah pengusung sepak bola modern yang menyerang dan bukan penganut strategi total defendsif. Menarik dinanti bila kedua pelatih bertemu di lapangan hijau kembali, apakah dominasi Klopp akan terus berlanjut.***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...