Minggu, 11 Oktober 2020

ANTUSIASME MENULIS



Semua pekerjaan mesti memerlukan antusiasme dalam melakukannya. Ketika pekerjaan dilakukan dengan setengah hati, maka hasilnya pasti mengecewakan. Makna antusias, menunjukkan semangat dan kegembiraan yang menjadikan kita penuh dengan energi. Sosok yang antusias selalu menarik. Tentu kita bisa membedakannya dengan jelas. Ketika kita bertemu sesorang, berjabat tangan dengannya segera kita akan tahu bagaimana sikapanya yang antusias mampu mengangkat semangat. Sosok antusias akan menjabat erat dengan senyum yang tulus. Pandangan menatap kita dengan penuh persahabatan. Segera aura positif ini akan menular ke kita.

Antusiasme itu menular, akan selalu menjangkiti yang lain. Ketika kita berada di tengah-tengah kumpulan orang yang antusias, maka antusiasme menyebar seperti nyala api yang membakar dengan cepat. Kontradiksi dengan itu, bila kita bergaul dengan orang-orang yang menunjukkan sedikit antusiasme itu pun juga menular. Ketika seseorang selalu berpikir negatif dan tidak menunjukkan minat, kita akan menemukan bahwa tugas apa pun yang kita kerjakan akan terasa menjadi berat.

Jika kita melaksanakan sesuatu tanpa antusias, tugas itu akan terasa melelahkan. Kita akan terjebak dalam situasi yang membosankan, tidak bahagia, dan benar-benar tidak bisa menikmatinya. Akan nyata bedanya ketika kita memiliki antusias dalam aktivitas, segalanya menjadi lebih mudah. Semua tentu pernah mengalami situasi ini.

Sering terjadi seorang pembicara yang sedang ceramah namun audiens seperti tidak tertarik dengan penjelasannya, sebagian mengantuk atau bercakap-cakap dengan temannya. Sebenarnya bukan salah orang yang tidak ada perhatian. Mungkin dari sisi yang berbicara tidak memiliki antusiasme. Kata-katanya datar dan tidak memiliki energi yang membangkitkan minat pendengar.

Proses menulis juga membutuhkan keseriusan dan antusiasme. Meskipun hal yang kita tulis adalah sesuatu yang sederhana sekalipun. Dengan antusiasme tulisan kita tidak tampil ala kadarnya. Segalanya membutuhkan cinta yang melandasinya. Menulis juga butuh cinta. Mencintai apa yang dilakukan akan menimbuhkan antusiasme. Mencintai menulis menjadikan kita penuh semangat karena itu sudah menjadi dorongan hati. Mampu menjalaninya sepenuh rasa dan ikhlas. Dan, tidak pernah kecewa dengan harapan yang telah dibangun apapun hasilnya. Namun, bila belum tumbuh rasa cinta menulis pasti amat berat melakukannya. Kenyataannya memang tidak mudah mencintai sesuatu yang belum kita sukai.

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...