Senin, 31 Mei 2021

Kante, Sosok Muslim yang Ramah


 

N'Golo Kante sangat pantas dinobatkan sebagai pemain terbaik alias “man of the match” duel Manchester City vs Chelsea, final Liga Champions 2020/21 kemarin. Perannya sangat vital bagi Chelsea dalam laga puncak UCL tahun ini, data statistik menunjukkan semuanya. N'Golo Kante tampil dominan di lini tengah, berada di segala penjuru lapangan, juga yang memecah serangan-serangan Manchester City dan mengunci area tengah Chelsea.

N'Golo Kante adalah satu dari sekian banyak pemain muslim yang bermain di liga Inggris. Publik bola tentunya sudah sangat familiar dengan Mohamed Salah, Sadio Mane, Paul Pogba, Naby Keita dan Xherdan Shaqiri. Mereka semua adalah pemain-pemain muslim yang hingga saat ini masih aktif bermain di klub-klub terkenal liga Inggris.

N’Golo Kante, memiliki reputasi sebagai gelandang bertahan yang tidak segan bertarung untuk merebut bola dari kaki lawan. Namun, reputasi tersebut justru tidak terlihat dalam sosok N’Golo Kante ketika berada di luar lapangan sepak bola. Bahkan citra ramah dan murah senyum identik dengan pria keturunan Mali berkebangsaan Perancis itu. N’Golo Kante juga menjadi sedikit contoh pemain beragama Islam yang mampu meniti karier dengan sukses di ajang kompetisi teratas sepak bola Liga Inggris, Premier League. Sebagai pemain, N’Golo Kante sukses meraih dua kali gelar juara bersama klub berbeda yakni Leicester City (musim 2015-2016) dan Chelsea (2016-2017).

Diakuinya, kesuksesan yang dicapai Kante saat ini merupakan berkah dari Tuhan dan itu membuatnya selalu semangat. Dalam sebuah wawancara dia mengatakan:“Untuk mencapai level ini, tentu merupakan berkah dari Allah. Banyak orang di luar sana ingin mendapatkan kesempatan seperti kami. Itulah alasan saya berusaha untuk selalu maksimal setiap pertandingan," lanjutnya.

Kante juga dikenal sebagai sosok yang ramah dan murah senyum. Ketika bertanding, Kante bahkan selalu kedapatan selalu tersenyum. Kante juga disebut sebagai pemain sepak bola yang tidak pernah marah dengan ekspresi senyum yang selalu diperlihatkannya. Tak heran jika pada akhirnya Kante tidak memiliki musuh di dunia sepakbola.

Kiprahnya pada musim kompetisi tahun ini sangat luar biasa. Banyak pengamat menilai dia layak mendapatkan trofi Ballon dOr 2021 (pemain terbaik dunia). Rasanya itu memang hal yang pantas, selain kiprah yang hebat di lapangan hijau, dia sosok adalah sosok yang memiliki kepribadian baik. Semua teman (satu tim) yang pernah bermain dengannya pasti mengakui bila N’Golo Kante benar-benar pemain bola yang istimewa.

 




 

Minggu, 30 Mei 2021

“The Blues” Jawara Eropa 2021



The Blues, Chelsea keluar sebagai juara setelah menumbangkan Manchester City dengan skor 1-0. Pertandingan final Liga Champion Eropa musim 2021-2021 yang dilangsungkan di Estadio Dragao, Portugal tersebut berlangsung cukup sengit. Chelsea berhasil mencetak gol jelang babak pertama usai lewat Kai Havertz yanda pada laga ini bermain sebagai gelandang serang.

Ada hal yang membuat penggemar bola terpukau adalah bagaimana pertahanan Chelsea mampu menetralisir bomber Manchester City yang beranggotakan Riyad Mahrez, Kevin De Bruyne dan Raheem Sterling. Mereka benar-benar tidak buat berdaya. Sampai peluit panjang dibunyikan, Manchester City hanya mampu menghasilkan shoot on target satu tembakan saja meski memiliki penguasaan bola sebesar 61 persen. Publik pun memberikan apresiasi setinggi langit kepada Chelsea yang mampu bertahan dengan sangat apik di tengah serangan Manchester City yang bertubi-tubi. Taktik yang diterapkan Thomas Tuchel selaku pelatih menuai banyak pujian.

Sepak bola adalah permainan kolektif yang menggunakan taktik. Final tadi malam benar-benar sempurna bagi Chelsea, semua pemain bermain disiplin sesuai instruksi pelatih. Dan hasil ini lagi-lagi mengejutkan banyak pengamat bola. Tentu Manchester City lebih difavoritkan untuk meraih juara dibanding dengan Chelsea. Dan ini sangat beralasan, semua tahu saat ini Manchester City adalah klub yang memiliki permainan yang solid dan menawan.

Posisi menjadi unggulan dalam sebuah pertandingan memang sering berbalik menjadi sebuah beban. Kali ini kita pun mengamati demikian. Manchester City seperti mengalami kebuntuan permainan, The Citizen seperti kena sindrom antiklimaks. Serangan tajam yang menjadi ciri khasnya selama ini tidak terlihat dalam pertandingan semalam. Satu hal yang mungkin harus kita apresiasi, meski secara skor kalah tapi secara permainan sebenarnya tetap bagus.

Chelsea menjadi Jawara Eropa yang tak terduga. Memang begitulah cerita sepak bola. Tim yang digadang menjadi juara bisa dikalahkan oleh tim yang tidak diunggulkan. Hitungan di atas kertas sering meleset dengan  hitungan di atas lapangan hijau. Selamat untuk seluruh penggemar Chelsea….

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...