Selasa, 08 September 2020

BERSYUKUR DENGAN MENULIS


dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

(QS. Ibrahim:7)

Dalam sebuah kesempatan saya mendapat undangan untuk menghadiri acara wisuda siswa diploma Lembaga Kursus dan Pelatihan Bahasa Inggris Genta di Pare jawa Timur. (tanggal dan tahunnya lupa). Dalam sesi sambutan, direktur (Pimpinan) Lembaga Kursus dan Pelatihan menyampaikan sebuah hal yang menarik. Bahwa, salah satu metode pembelajaran di lembaganya adalah metode pembiasaan dan membangun karakter siswa (Character Building).

Salah satu kebiasaan khusus yang dilaksanakan dalam lembaga tersebut adalah membentuk pribadi yang bisa dan biasa bersyukur. Dalam prakteknya, setiap siswa diwajibkan memiliki “Buku Syukur”. Buku yang setiap hari harus diisi siswa dengan menyebutkan nikmat apa yang telah diperoleh setiap harinya. Apapun itu harus ditulis. Dan setiap hari juga buku tadi dikumpulkan, dibaca dan ditandatangani oleh pengasuh mereka. Ini adalah salah satu bentuk menulis ekspresif. Menulis ekspresif bisa macam-macam bentuknya, salah satunya adalah dengan menuliskan ungkapan rasa syukur terhadap apa pun yang terjadi di hidup ini.

Memang, kita tidak mungkin menghitung nikmat Allah dalam bentuk tulisan. Dan tidak mungkin mampu menulis nikmat-Nya yang begitu berlimpah. Namun terkadang kita lupa bahwa banyak nikmat yang kita dapatkan setiap hari. Dengan menulis setidaknya menjadi ingat, bahwa setiap hari kita selalu dikaruniai nikmat yang tak terhingga. Dengan menulis nikmat setidaknya telah membangun kesadaran bersyukur. Mendidik selalu ingat nikmat dan menghindari kufur nikmat.

Idealnya, kita harus menjadikan aktivitas menulis sebagai bentuk syukur kepada-Nya atas nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada kita. Nikmat ilmu, waktu yang diberikan (umur) dan kesehatan jiwa dan raga. Niat menulis dengan kesadaran penuh untuk syukur kepada-Nya. Karena dengan menulis semua nikmat yang dititipkan akan lebih bermakna bagi kehidupan. Terkadang terbesit dalam hati yang dalam, saya ingin menulis sampai saya merasa lelah, sampai tidak mampu lagi untuk menulis, berjuang terus menulis, karena menulis itu salah satu pengejawantahan bersyukur kepada-Nya.

Setiap syukur menjadikan nikmat bertambah. Yang jelas menulis akan menambah nikmat kekayaan sahabat, kekayaan pengetahuan, kekayaan hati, meningkatkan daya ingat dan melegakan perasaan. Kegiatan menulis adalah kendaraan untuk menemukan sesuatu, dalam makna dapat mengangkat gagasan dan informasi yang ada di alam bawah sadar pemikiran kita. Menulis dapat melatih kemampuan berpikir dan menjernihkan berbagai persepsi yang kita miliki. Bersyukur yang diwujudkan dengan terus menulis akan melahirkan konsep baru yang lebih baik.

 

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...