Senin, 26 Juli 2021

DALAM PUSARAN BADAI



Kapal sedang menghadapi badai besar. Ombak yang menggunung siap menelan bulat-bulat dan melumat kapal beserta seluruh muatannya. Semua panik. Kapten harus mengambil langkah-langkah cepat untuk menyelamatkan kapal dan seluruh penumpang.

Saat ini yang dibutuhkan adalah kebersamaan. Bukan waktu yang tepat untuk saling menyalahkan sesama penumpang. Apalagi marah terhadap badai yang menyerang, itu sangat konyol. Kita harus mencari keselamatan bersama, bukan justru mencari selamat sendiri-sendiri. Nahkoda perahu harus tampil dengan gagah perwira. Tunjukkan keberanian dan keterampilanmu memimpin. Sementara seluruh penumpang harus siap mendukung semua komando sang Nahkoda.

Begitulah kira-kira gambaran situasi negeri kita hari ini. Dan, sebenarnya bukan kita saja yang mengalami situasi sulit. Seluruh negara mengalami situasi yang tidak berbeda. Kita dalam kapal yang beda namun dalam badai yang sama.

Memang kita melihat sekarang ini beberapa negara sudah di ambang kemenangan dalam perang menghadapi pandemi. Satu persatu kapal besar mereka sudah keluar dari pusaran badai dan bersiap berlayar menuju pulau penuh harapan. Badai mengajarkan kesabaran dan kekuatan untuk bertahan. Nahkoda hebat juga pasti mereka yang sering berlayar di tengah terjangan badai. Bukan mereka yang hanya menyusur indahnya pantai.

Musibah besar (pandemi) seharusnya menyatukan semangat dan kebersamaan kita sebagai bangsa. Ada empati dan kesadaran berbagi. Namun kenyataannya, tetap saja ada pihak yang mengambil keuntungan di atas penderitaan orang banyak. Bukankah itu merobek dan melukai rasa keadilan.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...