Saya merasa tidak pernah dan tidak akan bosan menulis. Setidaknya itu yang saya rasakan sampai hari ini. Menulis tetap menjadi aktivitas yang menarik dan tidak membosankan. Bagai tantangan yang harus selalu ditaklukkan. Hari ini menulis, besok menulis dan seterusnya selalu berusaha untuk terus menulis.
Kalaupun ada waktunya tidak menulis, itu bukan karena bosan atau jenuh menulis. Semua hanya faktor manajemen waktu dan kebuntuan ide. Tidak selamanya menulis itu mudah dan mengalir. Pasti ada waktunya kita mengalami kebuntuan meski itu bukan kebuntuan permanen, hanya sesaat saja.
Ketika mengalami “deadlock” ide, sebenarnya kita hanya perlu rehat saja. Paling tidak itu yang saya alami beberapa kali. Ketika saya tinggalkan aktivitas menulis sehari atau dua hari biasanya semua kembali segar. Ada jalan yang terbuka yang sebelumnya seperti benar-benar telah buntu. Ya, ini manfaat refresing dari sebuah rutinitas.
Sejauh ini, target membuat tulisan di blogger setiap hari masih bisa terwujud. Memang hanya tulisan ringan sebanyak lima paragraf, tapi bukan berarti itu mudah. Buktinya saya harus mengerahkan segala usaha agar tetap berjalan.
Tambal sulam menjadi hal yang biasa dalam aktivitas menulis harian. Bila dua hari tidak menulis artinya pada kesempatan lain saya harus membuat tulisan lebih banyak lagi sebagai tebusan hutang. Inilah bagian dari menjaga komitmen terhadap diri sendiri.