Jumat, 11 Maret 2022

BERSEMBUNYI DI BALIK KATA “LUPA”



Semua orang sudah pasti pernah lupa. Sudah menjadi kodrat kita sering salah dan lupa. Orang tidak akan mendapat dosa bila melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu karena lupa. Bahkan ketika sedang puasa seseorang lupa kemudian makan, itu tidak menjadikan puasanya batal.

"Dari Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhuma bahwa Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla memaafkan kesalahan (yang tanpa sengaja) dan (kesalahan karena) lupa dari umatku serta kesalahan yang terpaksa dilakukan.” (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Mâjah).

Namun, terkadang orang bersembunyi di balik kata lupa untuk menutupi kelalaiannya. Kita sulit menerima bila ada yang berkata lupa mengerjakan shalat. Bagaimana bisa lupa shalat, padahal ketika masuk waktu shalat kita sudah diingatkan dengan azan. Kemudian waktu shalat juga memiliki rentang yang tidak pendek.

Kita juga bisa memaklumi bila ada orang marah karena acaranya batal karena orang yang ditunggu tidak jadi datang, dan ternyata alasannya lupa. Bagaimana bisa melupakan janji dengan orang, karena janji adalah hutang. Itu sama halnya lupa membayar hutang. Padahal orang yang berhutang seharusnya tidak melupakan hutangnya.

Lupa yang disengaja atau lupa yang dibuat-buat sebagai alasan sudah pasti berbeda dengan lupa yang terjadi karena sifat alamiah manusia. Terkecuali memang orang-orang yang memiliki keterbatasan ingatan karena sakit. Jadi, hati-hati jangan mudah mengatakan lupa bila memang tidak lupa.

 

 

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...