Selasa, 23 Maret 2021

AKHIRNYA, DIVAKSIN JUGA



Senin 22 Maret kemarin, kami (seluruh guru MI Miftahul Huda) mengikuti proses vaksinasi Vaksin Covid-19 dosis kedua. Pemberian vaksin dosis kedua dilakukan setelah jeda dua minggu pasca vaksin pertama pada tanggal 8 Maret 2021 kemarin. Alhamdulillah, dua kali skema vaksinasi sudak kami laksanakan dan tidak ada keluhan apapun setelah menerima vaksin yang pertama maupun yang kedua.

Rupanya tenaga pendidik menjadi salah satu sasaran pertama program vaksinasi. Tentu diharap sebagai tenaga pendidik guru mampu memberikan contoh yang baik dalam masyarakat dengan menyukseskan program pemerintah. Guru, digugu lan ditiru, tentunya bukan hanya di mata siswa, namun secara luas harus mampu menjadi teladan yang baik dalam masyarakat.

Pada awalnnya, kita tahu banyak yang ragu ketika harus mengikuti program vaksin. Ini disebabkan karena banyak informasi miring yang beredar di media sosial tentang vaksin Sinovac. Ada pihak-pihak yang meragukan keamanan vaksin yang diimpor pemerintah guna melawan peredaran virus corona yang sudah setahun lebih menjadi momok masyarakat kita.

Untuk keselamatan rakyatnya, tidak mungkin pemerintah melakukan tindakan yang "ngawur" (tidak terukur) menggunakan vaksin yang belum melalui uji klinis. Semua tentu sudah melalui proses yang ketat sesuai prosedur, dan masyarakat tidak perlu memiliki kekhawatiran yang tidak beralasan. Memang pemerintah sering "serba salah". Tidak mengadakan program vaksinasi, akan dinilai lambat merespon, namun ketika sudah mengupayakan pengadaan vaksin, banyak pihak bersuara lantang menolak.

Program vaksinasi Covid-19 adalah langkah maju pemerintah. Harapan untuk keluar dari jerat "Hantu Pandemi" semakin dekat. Tentu bila semakin banyak yang mendapat vaksin diharapkan semakin bagus imunitas masyarakat. Vaksin menjadi bagian dari ikhtiar kita sebagai manusia. Tugas kita hanya menyempurnakan usaha sebatas kemampuan yang ada, selebihnya menjadi urusan yang Mahakuasa.

Seperti yang dikutip dari CNN Indonesia, Vaksin Covid-19 Sinovac dari China yang tergolong vaksin virus mati, sudah mendapat izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin virus corona (Covid-19) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Izin penggunaan itu dikeluarkan usai hasil evaluasi BPOM menunjukkan bahwa Sinovac memiliki efikasi sebesar 65,3 persen. Pertimbangan izin dikeluarkan setelah melihat imunogenisitas, keamanan, dan efikasi Sinovac telah sesuai standar yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO)

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...