Minggu, 05 Juni 2022

Bukan Banyaknya Materi, Tapi Banyaknya Syukur



Kekayaan dunia sebenarnya tidak akan pernah membuat orang puas. Sudah tabiat manusia selalu ingin lebih. Seandainya dia sudah punya satu, maka ia menginginkan yang kedua, ketiga dan sererusnya. Memang benar, tidak kenyang perut manusia dari harta benda hingga mulutnya tersumpal oleh tanah.

Kecintaan terhadap harta benda yang berlebihan sebenarnya merusak. Ini seperti yang disabdakan Rasulullah. Dari Ka’ab bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya.”

Harta yang banyak tak akan pernah membuat hati manusia puas bila ia tidak mau bersyukur. Jadi yang penting bukan banyaknya tapi kemauannya bersyukur. Bila bersyukur, yang sedikitpun akan terasa cukup dan memuaskan hatinya.

Seandainya ditanyakan kepada orang-orang yang terkaya di dunia. Apakah mereka sudah merasa kaya dan cukup apa yang telah dimilikinya, pasti jawabannya belum. Buktinya semakin kaya maka semakin banyak keinginannya. Semakin bertumpuk hartanya maka semakin cinta dengan dunia.

Orang kaya yang sejati adalah mereka yang sedikit keinginannya. Hidupnya sudah merasa serba cukup. Nikmat dari Allah selalu ia syukuri, sehingga ia lupa meminta nikmat yang lainnya. Semakin bersyukur, maka ia semakin lapang hatinya.

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...