Senin, 19 Juli 2021

KETELADANAN KELUARGA IBRAHIM



Nabi Ibrahim alaihissalam adalah salah satu dari lima Rasul Ulul Azmi. Nabi-nabi yang memiliki keistimewaan atau kelebihan dia atas Nabi dan Rasul lainnya. Beliau juga bergelar “Khalilullah”, dekat dengan Allah yang dicintai dan mencintai Allah. Ajaran atau syariat Nabi Ibrahim sangat dekat dengan syariat (ajaran) Nabi Muhammad. Khitan, qurban dan ibadah haji misalnya. Ketiganya adalah syariat Nabi Ibrahim yang kemudian diteruskan oleh Nabi Muhammad.

Dari Keluarga Nabi Ibrahim kelak lahir para Nabi hingga Nabi akhir zaman Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Bisa dikatakan Nabi Ibrahim adalah “Kakek” para Nabi. Kisah Nabi Ibrahim dan anaknya Ismail penuh dengan keteladanan bagi kita umat Islam.

Dalam Surat Assaffat kita bisa mempelajari betapa Nabi Ibrahim adalah seorang hamba yang taat. Bahkan ketika mendapat perintah untuk menyembelih anak yang sangat dicintainya, beliau tetap taat dan melaksanakannya. Bila Allah telah memerintahkan, tidak ada lagi pilihan lain selain mengerjakan dengan penuh ketundukan. Inilah karakter “Khalilullah”, Nabi Ibrahim tidak hanya sekedar menjalankan perintah-Nya, namun beliau juga selalu memikirkan letak kesempurnaan dalam pelaksanaanya.

Dan, dialog antara Ayah (Ibrahim) dan Anak (Ismail) telah diabadikan dengan indah dalam Surat Assaffat ayat 102. "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya'Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

Bila keduanya bukan orang yang memiliki ketaatan mutlak kepada Allah, tidak mungkin akan ada dialog seperti itu. Dan kita tidak bisa membayangkan, bagaimana seorang ayah tega menyembelih anaknya, dan seorang anak siap untuk disembelih demi sebuah perintah suci. Satu hal yang harus selalu kita ingat, keduanya tidak mengetahui bahwa ini hanya sebuah ujian. Ini bukan penyembelihan sebenarnya karena akhirnya yang disembelih adalah domba. Kisah keluarga Ibrahim adalah teladan sepanjang masa bagi umat manusia. Keluarga mulia yang meletakkan ketaatan kepada Allah di atas segalanya.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...