Sabtu, 17 Juni 2023

Ujian Kesabaran

 



Bagai daun jatuh kemudian terbang tertiup angin. Mungkin seperti itu perumpamaan langkah kaki kita. Kadang tanpa rencana sebelumnya, tahu-tahu kita di sampai di sebuah tempat tertentu. Setidaknya itu seperti yang saya alami kemarin.

Tanpa sengaja saya lewat di depan rumah teman yang sudah lama sekali tidak bersua. Mungkin sudah belasan tahun kami tidak berjumpa dan berbincang-bincang. Kadang karena urusan dan kesibukan yang berbeda-beda membuat kita jauh dari teman. Untuk menyambung persahabatan sekali setahun saat momen hari raya, sering kita tidak bisa untuk meluangkan waktu.

Terkejut. Ketika melihat sahabat kami di atas kursi roda. Sendirian di teras rumah dengan tatapan mata kosong. Spontan saya berhenti dan menghampiri beliau. Hampir tidak percaya melihat kondisinya yang kini benar-benar berubah. Perawakan gagah dan berwibawa kini tak tampak lagi.

Tubuhnya memang didera sakit yang berat. Tapi ingatannya tidak berkurang. Begitu saya menyapa, pecahlah tangis beliau. Sebuah pertemuan yang mengharukan. Dalam hati saya hanya bisa menyalahkan diri sendiri. Bagaimana bisa seorang sahabat tidak menjenguk sahabatnya yang sakit sudah bertahun-tahun.

Sebenarnya tidak ada masalah dengan persahabatan kami. Tidak pula kami berniat memutus tali sillaturrahim yang sudah terjalin dengan baik. Memang kami sedang disibukkan dengan urusan sendiri-sendiri sehingga lupa berbagi, meski itu hanya sekadar informasi.

Ujian yang dialami teman kami memang tidak ringan. Namun tidak ada pilihan selain tetap bersabar. Dan itu yang bisa saya sampaikan kemarin. Meski saya juga sadar, yang berani menasihati belum tentu mampu menjalani. Dari lubuk hati yang mendalam, itu hanya bagian dari saling mendoakan dan mengingatkan. Semoga cepat sembuh kawan…#

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...