Senin, 21 Maret 2022

Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan…



Sekitar tiga pekan yang lalu saya bertemu kembali dengan teman lama dari Jember. Setelah hampir dua puluh tahun kami berpisah, akhirnya saya punya kesempatan mengunjungi beliau di kediamannya. Dulu, ketika masih tinggal di Papua tempat tinggal kami berdekatan, hanya beberapa puluh meter saja jaraknya. Meski usia beliau lebih tua dari saya, hubungan kami seperti teman yang sepantar. Jadi bisa dikatakan teman dekat meski beda usia.

Selama tidak bertemu sekian lamanya, kami juga tidak pernah berkomunikasi. Hanya sesekali saya dapat berita tentang beliau dari teman atau keluarga yag masih tinggal di Papua. Dan khabar terakhir yang saya terima, beliau sedang sakit dan harus pulang ke jawa untuk berobat.

Rupanya Allah memudahkan jalan bagi kami untuk bertemu kembali. Karena sebuah keperluan di Jember saya bisa singgah di rumah beliau yang kebetulan tidak jauh dari lokasi acara kami. Dengan bantuan seorang teman, saya bisa bersua kembali dengan sahabat baik yang sudah saya anggap seperti kerabat sendiri.

Sebuah pertemuan yang membuat saya bahagia sekaligus menjadikan hati saya sedih. Bahagia karena bertemu dengan teman dekat setelah berpisah sekian lamanya. Sedih karena melihat kondisinya saat ini. Karena sakit diabetes yang dideritanya, salah satu kakinya harus diamputasi. “Speechless”, saya tidak pernah menduga bertemu dengan teman dalam kondisi seperti itu. Tak tega melihat anak kecilnya masih dalam gendongan ibu. Tak bisa saya bayangkan bagaimana harus menjalani kehidupan dalam keadaan seberat itu.

Astaghfirullah… di saat saya hanya diam tak banyak bicara, nasihat-nasihat justru keluar dari teman kami yang tabah itu. Hidup harus banyak bersyukur, katanya. Nikmat itu baru terasa kalau sudah tidak ada lagi. Orang sering melupakan nikmatnya memiliki badan lengkap yang sehat. Dan ketika sakit, baru banyak yang sadar betapa nikmatnya diberi kesehatan.

Kata beliau lagi, hilang satu kaki tapi masih banyak nikmat Allah yang diberikan. Masih bisa melihat, berbicara dan mendengar. Sungguh luar biasa, ujian yang begitu berat tapi dihadapi dengan hati yang lapang. Pertemuan yang mengingatkan kembali sebuah pertanyaan dalam al-Qur’an,… Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan…(Surat Ar Rahman)

 

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...