Sabtu, 30 April 2022

SEBUAH PETUAH



Kalau di masa lalu kita belajar waktu adalah uang, mulai saat ini kita  belajar waktu adalah nafas, waktu adalah ibadah. Waktu adalah nafas yang setelah terlewat tidak akan bisa kembali, waktu adalah ibadah karena setiap detik harus bernilai ibadah, apapun aktivitasnya.

Tetaplah berbuat baik dan berkata baik walau tidak banyak orang yang mengenali kebaikan kita, tapi kebaikan yang kita lakukan adalah kebahagiaan di mana perbuatan baik kita akan terus dikenang oleh mereka yang kelak kita tinggalkan.

Jadilah seperti akar yang tidak terlihat, tapi tetap menyokong kehidupan. Jadilah seperti jantung yang tidak terlihat, tapi terus berdenyut setiap saat tanpa henti hingga membuat kita terus hidup, sampai batas waktunya untuk BERHENTI...

Tiga paragraf di atas saya kutip dari sebuah pesan di WhatsApp. Media sosial memang seperti sebuah pisau. Semua bergantung pada pemegang dan pemiliknya. Apakah pisau akan digunakan untuk mengupas mangga, atau justru digunakan untuk kejahatan. Lagi-lagi semua terserah pada sang empunya.

Medsos sering dicitrakan dengan hal yang negatif, tapi tidak bisa kita nafikan banyak hal positif yang bisa diambil dari penggunaannya. Tinggal kita yang pandai untuk memilih mana yang kita ambil dan mana yang harus kita tinggalkan….

 

 

Jumat, 29 April 2022

Muhasabah Di Ujung Ramadan



Dalam hitungan hari bulan Ramadan 1443 Hijriyah akan segera berakhir, dan kita bersiap menyambut hari raya Idul Fitri dengan hati penuh suka cita. Jangan terlalu bergembira sehingga lupa diri, karena di bulan Syawal umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadah baik wajib maupun sunnah untuk lebih mendekatkan diri pada Allah.

Semestinya kebaikan dan amalan yang kita lakukan saat Ramadan dapat terus berlanjut di bulan Syawal dan bulan-bulan berikutnya. Keistimewaan bulan Syawal bisa diisi dengan melakukan beberapa ibadah sunnah, salah satunya berpuasa enam hari di bulan Syawal.  

Setelah berpuasa selama sebulan penuh di bulan Ramadan, di awal bulan Syawal kita dianjurkan untuk melanjutkan puasa selama enam hari dengan ganjaran pahala yang amat besar.

Keistimewaan puasa Syawal dijelaskan dalam hadis riwayat Muslim Abu Ayyub Al Anshori yang pernah mendengar sabda Nabi Muhammad SAW. "Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh." (HR Muslim).

Di akhir Ramadan adalah waktu terbaik untuk muhasabah tentang segala yang telah berlalu. Meneliti dengan sejujur-jujurnya apa kekurangan dan kesalahan diri sendiri selama ini. Tidak perlu melihat kesalahan dan kekurangan orang lain, karena diri kita juga bukanlah manusia sempurna yang bersih dari dosa.

Ketika Ramadan telah pergi, akan ada yang membekas dalam setiap pribadi orang beriman yang menjalankan ibadah puasa. Dia seharusnya menjadi hamba yang lebih bertaqwa. Namun bila puasa tidak membawa perubahan apa-apa, itulah tanda puasa yang dikerjakan hanyalah puasa lahiriah semata.

 

 

 

Kamis, 28 April 2022

Waspada “Cyber crime“



Dulu orang biasa menyimpan uang di bawah tempat tidur. Menabung juga cukup di periuk tanah berbentuk ayam yang biasa disebut "Celengan". Dalam perkembangannya, menyimpan dan menabung uang di rumah ternyata tidak aman. Sering uang yang disimpan di rumah disatroni oleh pencuri.

Lalu hadir sistem perbankan yang menjanjikan keamanan dan kemudahan menyimpan uang. Ditambah lagi dengan janji mendapatkan keuntungan (bunga), maka perlahan beralihlah budaya menyimpan uang di bawah kasur menjadi menabung atau mendepositokan uangnya di bank.

Pada awalnya masyarakat memang merasakan kemudahan dan praktisnya menyimpan uang di bank. Tak perlu khawatir lagi uang yang dimiliki hilang karena ulah maling, karena yang disimpan di rumah cukup buku tabungan. Tapi saat ini menyimpan uang di bank tidak sepenuhnya aman. Buktinya sudah banyak nasabah yang kehilangan uangnya karena ulah oknum jahat cyber crime. 

Cyber crime dilakukan dengan beragam tujuan. Salah satunya adalah kejahatan serius yang bisa merugikan korbannya secara finansial. Salah satu kejahatan siber yang marak terjadi di Indonesia adalah social engineering attack atau rekayasa sosial. Social engineering merupakan teknik manipulasi yang memanfaatkan kesalahan manusia untuk mendapatkan akses informasi pribadi atau data berharga.

Dan salah satu korban penipuan adalah sahabat kami sendiri. Beberapa hari yang lalu karena kecerobohan dan kurangnya kewaspadaan tabungan yang berisi puluhan juta ludes “dibobol” oleh para penipu. Ini merupakan pelajaran agar lebih berhati-hati ketika menerima telpon. Dan yang terpenting jangan sampai memberikan data-data pribadi seperti; NIK, foto KTP, Rekening bank kepada siapapun meskipun mengatasnamakan pihak bank.

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...