Sabtu, 06 Agustus 2022

Beri Kesempatan

 



Jangan pernah mematahkan semangat anak yang sedang berusaha meraih harapannya. Bila kita tidak mampu membantu, setidaknya dorong dengan memberi motivasi. Karena banyak kisah sukses karena hal kecil. Dan banyak cerita kegagalan karena hal yang sepele.

Konon ceritanya, dulu Thomas Alva Edison kecil ketika sekolah dasar dianggap anak yang bodoh oleh gurunya. Hingga akhirnya dia harus berhenti dari sekolah dan belajar sendiri di rumahnya. Ternyata dugaan guru yang keliru. Thomas bukan anak yang bodoh, tetapi dia anak yang spesial. Hanya karena tidak diberi kesempatan untuk berkembang.

Banyak orang tua atau bahkan pendidik terlalu cepat menilai kemampuan seorang anak. Padahal pendidikan bukan sesuatu yang bisa kita lihat hasilnya secara instan. Semua itu proses yang membutuhkan waktu panjang. Tidak mungkin kita mengambil penilaian hanya dari salah satu indikator.

Beri kesempatan anak untuk terus berkembang dan mengasah kemampuannya. Terkadang kita menanamkan mental pesimis pada anak. Ketika anak memiliki cita-cita dan harapan yang tinggi, dukung dan kuatkan niatnya.

Tidak ada salahnya ambil bagian dalam kompetisi dan perlombaan. Meski secara matematis akan sulit meraih hasil tertinggi, tapi alam kompetisi akan mendidik spirit dan keberaniannya. Ada pelajaran yang akan diambil olehnya. Bahwa untuk meraih harapan akan selalu ada perjuangan.  Tak akan pernah ada prestasi yang didapat dengan cuma-Cuma.

 

 

 

 

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...