Jumat, 01 April 2022

Bermain Air Basah, Bermain Api Hangus

 

 


Setiap pekerjaan atau usaha pasti ada tantangannya. Tidak ada satupun pekerjaan yang dilakukan oleh oleh seseorang yang tidak mengandung risiko. Seorang petani berisiko hasil tanamannya tidak bisa panen. Sama halnya dengan seorang pedagang yang membawa barang dagangannya ke pasar, ia punya risiko untuk tidak laku terjual dagangannya.

Tantangan bukan sesuatu yang harus ditakuti tapi harus ditundukkan. Seandainya setiap menghadapi tantangan kita takut dan mundur, sudah pasti kita tidak akan pernah meraih hasil apa-apa. Sama seperti seorang anak yang takut jatuh ketika belajar naik sepeda, ia selamnya tidak akan pernah bisa naik sepeda dengan baik.

Benar, peribahasa “Bermain Air Basah, Bermain Api Hangus”, kita dituntut selalu siap menerima akibat dari apa yang kita pilih. Sering seseorang terlihat banyak salah dalam pandangan manusia. Sebenarnya bukan berarti ia tidak mahir di bidangnya, tapi karena kesalahan memang pasti akan terjadi dan tidak mungkin dihindari.

Orang yang sering jatuh dari motor adalah orang yang sering naik motor. Orang yang sering salah tulis, karena ia memang seorang penulis. Begitu pula orang yang salah kata karena profesinya adalah seorang penceramah atau narasumber di bidang keilmuan tertentu.

Tidak berarti orang yang sering “salah” itu menunjukkan dia kurang kompeten di bidangnya. Karena tentu tidak bisa membandingkan dua hal yang berbeda. Apa kita akan menilai seseorang kurang terampil hanya karena satu atau dua kesalahan. Sementara kita sendiri bukan orang yang ahli di bidangnya. Pada intinya, kesalahan tidak bisa dijadikan alasan kita tidak berbuat sesuatu. Hanya orang yang tidak pernah berbuat apa-apa yang tidak pernah bersalah.

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...