Jumat, 18 Maret 2022

SARING SEBELUM SHARING



Gaduh lagi. Isu penceramah radikal, kemudian toa masjid, lalu disusul label halal. Seakan media sosial adalah sarana membuat keributan. Kita yakin pada awalnya media sosial dibuat bukan untuk membuat kegaduhan di masyarakat. Media sosial diciptakan untuk memudahkan masyarakat berkomunikasi dengan cepat dan praktis serta murah. Tapi kenyataan yang kita lihat, banyak pengguna medsos sering salah menggunakannya.

Kemajuan di bidang teknologi informasi memang memberi banyak keuntungan bagi kita. Tapi, di sisi lain ada pula dampak negatif yang harus siap kita terima. Di jagat maya, ada jutaan informasi dengan berbagai bentuk konten yang dapat diakses dengan mudahnya. Media sosial yang menjadi platform berbagi konten dari para pengguna sangat berpotensi memunculkan konten-konten negatif.

Seperti yang terjadi di negeri kita yang tercinta. Media sosial menjadi salah satu alat untuk saling menghujat. Bagi pengguna medsos yang aktif tentu sudah sering menemukan betapa tajamnya komentar di media sosial. Seorang yang ramah dalam kesehariannya tiba-tiba “lidahnya” menjadi kejam tanpa ampun menyerang pihak yang tidak disukainya.

Tidak puas melukai perasaan orang lain, akun-akun jahat juga sering menggunakan medsos untuk membuat opini untuk menjatuhkan orang atau kelompok yang dibencinya. Disebarkanlah berita hoaks yang tujuannya jelas menimbulkan kebencian kepada pihak-pihak tertentu yang dijadikan target.

Saring dulu berita sebelum sharing ke orang lain. Jangan mudah menyebarkan berita yang isinya kita tidak yakin benar. Terlebih berita-berita yang di dalamnya ada unsur permusuhan dan ujaran kebencian. Jangan sampai kita kebagian dosa karena jari kita mudah menyebar berita bohong.

 

 

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...