Final piala Asia antara tuan
Qatar melawan Yordania yang berlangsung kemarin menyisakan kekecewaan yang
mendalam. Bukan hanya pendukung tim Yordania, banyak pecinta sepak bola
mengungkapkan rasa kesalnya di media
sosial karena pertandingan dirasa tidak fair play.
Sepertinya saya juga
sependapat dengan suara-suara yang menilai bila pertandingan final tersebut
berat sebelah. Tuan rumah Qatar mendapat tiga “hadiah” pinalti dari wasit Ma Ning asal China. Sebenarnya pinalti dalam sebuah
pertandingan sepak bola itu wajar terjadi. Namun bila sampai tiga kali, tentu keputusan
wasit perlu dikritisi.
Ketiga pinalti yang
diberikan wasit kepada tim Qatar masih bisa diperdebatkan kelayakannya. Dan
saya sebagai penonton yang netral juga heran dengan keputusan wasit. Sebuah
keputusan yang menurut saya merusak indahnya permainan sepak bola.
Pinalti pertama sebenarnya masih direspon positif oleh pemain-pemain Yordania. Mereka semakin gencar melakukan
serangan sehingga pada menit ke-67 Yazan Al-Naimat membuat gol spektakuler. Begitu
permainan kedua tim semakin menarik, keluar lagi keputusan wasit untuk pinalti kedua.
Protes dari pemain Yordania
tidak ditanggapi sang pengadil lapangan hijau. Pertandingan dilanjutkan kembali
meski tampak para pemain Yordania frustasi dan kurang tenang dalam bermain.
Puncaknya, satu pinalti lagi diberikan wasit Ma Ning untuk tim Qatar. Dan saya langsung mematikan tv.
Sepak bola terkadang
memang menampilkan sisi kejamnya. Sebuah tim yang bagus dan berpeluang meraih
juara harus kandas karena faktor nonteknis. Tapi bagi saya Yordania adalah
pemenang sebenarnya dalam partai final kemarin. Mereka juara, meski tanpa
pengakuan dan tropi. Juara tanpa mahkota. Bravo Yordania…#