Kamis, 09 September 2021

BERKATA YANG BAIK ATAU DIAM #2



Kita tidak harus selalu mengucapkan segala apa yang kita pikirkan. Namun kita harus selalu memikirkan segala yang akan kita ucapkan. Betapa banyak orang yang tidak pernah berpikir tentang apa yang akan diucapkannya dan apa yang telah diucapkannya.

Orang yang jatuh karena terpeleset kakinya kemungkinan badannya akan terluka. Mungkin hanya luka kecil yang mudah sembuh. Namun orang yang terpeleset lisannya dan perkataannya melukai orang lain, akibatnya “lukanya” lebih dalam. Bisa jadi tidak akan sembuh dalam sebulan, setahun atau bahkan seumur hidupnya.

Lisan itu bagai pedang, kita harus hati-hati dalam menggunakannya. Salah memakainya bisa berakibat fatal. Dan sekali kata telah diucapkan maka tak ada kesempatan lagi untuk menariknya.

Sekarang ini kita merasakan suasanya yang riuh-rendah dalam dunia medsos. Semua itu karena netizen tidak memiliki lagi kendali dengan lisannya. Bagai kuda liar yang yang tidak dikekang hingga bebas berlarian. Menebar berita bohong, komentar menimbulkan permusuhan, memancing permusuhan dan adu domba.

Selamatlah mereka yang lisannya berada di belakang hatinya. Mereka yang berpikir sekali atau dua kali sebelum berkata. Menimbang baik dan buruknya sebelum berbicara. Dan mereka yang menahan diri dari berkata buruk terhadap orang lain.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...