Kamis, 17 Juni 2021

“Kidung Cinta” Jalaluddin Rumi



 

Cinta adalah lautan tak bertepi, langit hanyalah serpihan buih belaka. Cinta adalah suatu penyakit, orang yang dihinggapinya tidak pernah ingin disembuhkan. Cinta dan kelembutan adalah sifat manusia, amarah dan gairah nafsu adalah sifat binatang.  Cinta mengubah kekasaran menjadi kelembutan, mengubah orang tak berpendirian menjadi teguh berpendirian, mengubah pengecut menjadi pemberani, mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan, dan cinta membawa perubahan-perubahan bagi siang dan malam…”Rumi”

Cinta merupakan kata yang sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Makna cinta tidak terbatas urusan hubungan romantis antara laki-laki dan perempuan, istilah ini juga sering diucapkan kepada orang tua, keluarga, sahabat atau teman terdekat. Secara umum, cinta memang berarti sebuah kasih sayang yang dimiliki seseorang kepada orang lain. Dan makna cinta tertinggi bila seorang hamba mampu mencintai Tuhannya melebihi apa saja yang ada di jagad raya ini.

Cinta duniawi hanya terbatas pada pandangan mata manusia. Dia akan mudah memudar dan menghilang. Namun cinta ilahi akan abadi, tidak hanya sebatas hidup di alam lahiriah ini, namun sampai masa yang kekal nanti.

Jalaluddin Rumi adalah sosok ulama sufi yang yang mahir membuat syair-syair cinta. Karyanya menginspirasi hingga kini. Tentu syair cinta Rumi bukan pujian untuk wanita yang dicintainya. Tapi semua pujian dan kerinduannya dia tujukan pada Allah penguasa semesta alam. Kecintaannya pada Allah begitu mendarah daging, hingga setiap desah nafasnya adalah wujud dari kerinduan dan cintanya yang tiada terkira.

Konon ketika dia sakit keras, dan hampir mustahil disembuhkan lagi, justru wajahnya berseri-seri seperti orang yang gembira. Padahal semua murid-murid Rumi yang menungguinya terlihat bersedih karena saat-saat perpisahan dirasa semakin dekat. Rumi berkata kepada murid-muridnya; ”Bergembiralah… jangan bersedih”. “Saat pertemuan dengan kekasih sudah semakin dekat, inilah hal yajg telah saya tunggu sejak lama”.

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...