Jumat, 18 September 2020

MENULIS DI WAKTU PAGI


 “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”

Itu salah satu doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam salah riwayat hadits. Waktu pagi telah didoakan khusus oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai waktu yang berkah, waktu yang penuh kebaikan.

Setelah tubuh beristirahat, tidur di malam hari. Ketika bangun pagi semua dalam kondisi segar. Badan terasa lebih nyaman dan pikiran pun terasa segar. Semangat juga kembali penuh, waktunya kembali beraktivitas sehari-hari. Karena begitu banyak keberkahannya, waktu pagi hari banyak dimanfaatkan dengan berbagai kegiatan. Untuk para pelajar waktu pagi adalah waktu yang tepat untuk belajar. Bagi yang gemar olahraga waktu pagi sangat bagus untuk mengolah fisik karena kadar oksigen yang banyak dan masih bersih. Buat para penghafal Al-Qur’an sebelum dan setelah salat Subuh adalah waktu yang terbaik  untuk murajaah, mengulang hafalan Al-Qur’an.  Sementara bagi yang hobi menulis pagi hari merupakan waktu yang baik untuk mengolah inspirasi menjadi sebuah gubahan.  

Banyak penulis memanfaatkan waktu pagi untuk memulai kreativitasnya karena merasa memori masih jernih, belum terlalu banyak terganggu dengan segala kegiatan yang menguras pikiran. Memang tidak mudah “mencuri” waktu pagi yang singkat untuk menulis. Tentu biasanya sudah ada banyak kegiatan rumah tangga menunggu untuk diselesaikan. Bersih-bersih rumah, menyapu, korah-korah (mencuci piring dan peralatan dapur) maupun menyiapkan keperluan lain terkait tugas kerja. Namun tentu sayang bila tidak memanfaatkan untuk menulis meskipun sebentar. Beberapa bulan terakhir ini rupanya sudah sedikit terbiasa untuk menggunakan “sedikit” waktu pagi untuk menulis. Walaupun sering juga konsep yang digagas belum bisa utuh diselesaikan. Namun itu sudah cukup, tinggal usaha kecil pada sore atau malam harinya menjadikan kerangka tulisan tadi sempurna.

Orang-orang tua dulu sering memberi nasihat; “Kalau bangun jangan sampai kesiangan, nanti tidak kebagian rezeki, rezekinya keburu dipatuk ayam”.  Ternyata setelah kita telaah nasihat tersebut banyak mengandung kebenaran. Secara psikologis orang yang punya kebiasaan bangun pagi dengan yang biasa bangun siang akan memiliki ketenangan pola pikir yang berbeda. Ketenangan akan nampak bagi mereka yang bangun lebih awal setiap paginya. Sebaliknya pikiran akan kusut bila sering begadang dan terbiasa bangun kesiangan.

Menjadikan waktu pagi  yang singkat dengan mengisi kegiatan yang bermanfaat akan menjadikan waktu sepanjang hari terasa penuh keberkahan. Biasanya yang tidak memiliki rencana  mengisi waktu pagi dengan aktivitas yang berarti cenderung tergoda untuk tidur lagi. Jelas, ini tidak produktif. Waktu pagi bukan waktu untuk bermalas-malasan. Tentu kita sangat rugi bila kehilangan waktu pagi yang begitu bernilai.  

 

 




 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...