Minggu, 02 Oktober 2022

Fanatisme Berujung Tragedi



Tak patut dan tidak sepadan, gegara pertandingan sepak bola memakan koban jiwa bahkan hingga lebih seratus nyawa. Ini tragedi memilukan yang tidak boleh terulang lagi. Sepak bola hanya pertandingan olah raga, tidak perlu fanatisme berlebihan. Seharusnya suporter datang ke stadion dengan riang, dan pulang semua aman. Menang dan kalah itu hal yang biasa, karena ini hanya permainan.

Sebagai penggemar sepak bola, pikiran saya tidak bisa lagi mencerna mengapa bisa terjadi peristiwa yang begitu memilukan di Stadion Kanjuruhan Malang. Satu nyawa saja tidak pantas melayang karena kecintaan terhadap sebuah klub sepak bola. Wahai para suporter, sepak bola bukan perang yang harus saling menghancurkan. Apa yang terjadi di lapangan bola selama 90 menit, menjadi hasil final yang harus diterima oleh kedua pihak. Senang atau kecewa, harus diterima dengan sportif.

Kecintaan berlebihan terhadap tim atau klub sepak bola sering merugikan diri sendiri dan juga klub yang dipuja. Apa yang terjadi di Kanjuruhan jelas menjadi kerugian besar bahkan menjadi tragedi kemanusiaan. Ibarat nasi telah menjadi bubur, semua telah terjadi dan tidak bisa lagi dirubah, tapi ini harus menjadi pelajaran berharga bagi insan bola di Indonesia.

Rivalitas antara dua klub sepak bola memang sudah biasa. Kita mengetahui di luar sana juga demikian. Dalam setiap kompetisi pasti akan terjadi persaingan dan usaha saling mengalahkan. Ini yang menjadikan sebuah pertandingan sepak bola menarik. Tapi dalam sepak bola profesional, tidak ada lawan abadi. Seorang pemain bisa saja pindah dari klub satu ke klub lainnya. Ini yang harus disadari oleh penggemar, sepak bola tidak harus dibela sampai mati.

Semua berharap ke depan para penggemar sepak bola lebih dewasa. Bagi kita pecinta bola, sepak bola tak lebih hanya menjadi hiburan dan kebanggaan. Di saat dunia orang kecil dan masyarakat pinggiran penat karena beratnya himpitan hidup, ada waktu sejenak untuk melupakan segala beban itu yakni menonton bola meski hanya lewat televisi. Lalu, kalau pertandingan sepak bola kini sering menjadi ajang keributan yang mengerikan, ke mana lagi kita mencari hiburan.

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...