Sabtu, 27 Februari 2021

SEPINYA DUNIA SEPAK BOLA #3



 

Masih seputar sepak bola. Tak bisa dipungkiri sepak bola adalah olah raga paling populer di dunia dan sudah pasti begitu pula di negeri kita. Sepak bola adalah olah raga rakyat, meski sebenarnya secara prestasi bulu tangkis lebih layak dibanggakan. Sepak bola adalah olah raga yang paling saya pahami ‘seluk-beluknya’. Saya mengetahui pemain-pemain yang terkenal, klub dunia yang melegenda, maupun seputar liga sepak bola populer negara-negara Eropa. Padahal saya tidak bisa main sepak bola.

Menjadi penggemar sepak bola, tepatnya sejak gelaran piala dunia tahun 1994 di Amerika Serikat. Semua bermula dari pemain Nasional Italia Roberto Baggio yang begitu menarik perhatian saya. Namanya juga mirip pelawak terkenal Jawa Timur pada tahun itu, “Bagio” pasangannya Kirun. Tampilannya yang flamboyan begitu memikat sehingga menjadikan saya pecinta bola hingga kini. Namun pada akhirnya pada final “World Cup” tahun 1994 itu saya kecewa berat karena pemain kebanggaan saya gagal melakukan tendangan pinalti, tembakannya melayang jauh dari mistar, dan Italia gagal meraih tropi piala dunia untuk ke-empat kalinya.

Sepak bola mengajarkan sportifitas, loyalitas, team work dan perjuangan keras. Berbeda dengan olah raga personal, sepak bola lebih unik dan rumit. Seorang pemain yang berlebel "bintang" belum tentu menjadi jaminan kemenangan sebuah tim. Karena kerja sama dan strategi pelatih membutuhkan kolektifitas, bukan hanya tertumpu pada pemain hebat saja. Kumpulan pemain hebat yang ada dalam sebuah kesebelasan tidak serta-merta pasti menghasilkan tim yang solid, karena ada salah satu faktor yang sangat penting yakni pelatih.

Bila berkaca dari itu semua, sepertinya untuk melihat timnas kita “mentas” di level tertinggi sepak bola dunia masih perlu waktu yang relatif panjang. Atau kita fokuskan saja pada olah raga bulu tangkis. Sepertinya harapan untuk bulu tangkis kita merajai dunia sangat logis dan sangat terbuka. Sepak bola sekadar menjadi olah raga antar kampung, permainan jalanan anak-anak atau hiburan saja. Jangan terus mengejar prestasi sepak bola sementara cabang olah raga yang sudah sering membanggakan bangsa kita diabaikan. Sudah banyak gelar bergengsi dunia yang dicapai para atlet bulu tangkis kita, sepatutnya inilah olah raga yang menjadi tumpuhan prestasi.

Sama halnya Amerika Serikat. Mereka lebih mengutamakan olah raga basket dari pada sepak bola. Basket menjadi olah raga andalan dan terpopuler. Tim bola basket USA menjadi yang paling banyak mengoleksi medali emas hingga kini. Tim basket putra USA meraih 15 dari 19 medali emas Olimpiade sejak 1936. Apakah kita mau meniru strategi Amerika.......?

 

 

 

 

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...