Jumat, 18 Februari 2022

UNGGAH UNGGUH, TRADISI MULIA ORANG JAWA


Unggah ungguh adalah tata krama yang melekat pada diri orang Jawa. Kata unggah dalam kamus bahasa Jawa disama-artikan dengan kata munggah yang artinya naik, mendaki. Maka kecenderungan orang Jawa dalam menghormati orang lain didasarkan pada tingkat kedudukan atau derajat yang lebih tinggi. Sedangkan ungguh dengan tingkat bahasa Jawa ngoko yang artinya berada, bertempat, pantas, cocok sesuai dengan sifat-sifatnya.

Kedua kata tersebut jika digabung menjadi unggah-ungguh artinya sopan santun, basa basi atau tata krama. Ini menunjukkan bahwa orang Jawa dalam bergaul dalam masyarakat selalu memperhatikan aturan sopan santun dan tata krama demi menjaga keselarasan sosial dan tercapainya hidup rukun, aman, damai dan sentausa tanpa ada konflik.

Memang tradisi kuno mayoritas orang Jawa menghormati orang lain selalu melihat atau memperhatikan keadaan, selalu berhati-hati dalam membawa diri. Sikap berhati-hati dan waspada bermaksud agar tingkah lakunya sesuai, pantas dan tidak mengganggu orang lain atau menimbulkan masalah dalam masyarakat.

Unggah ungguh dalam masyarakat Jawa saat ini dirasa sudah mulai memudar. Banyak orang dalam bergaul meninggalkan nilai unggah ungguh. Yang muda tidak lagi menaruh hormat terhadap yang tua, dan generasi tua juga sulit menjadi teladan.

Pengaruh budaya yang begitu deras menghantam masyarakat kita menjadikan nilai luhur warisan leluhur kita diambang kehancuran. Mungkin suatu saat generasi kita akan menganggap budaya para pendahulunya sudah usang dan tidak sesuai zaman. Hingga unggah ungguh tidak akan lagi kita lihat dalam pergaulan sehari-hari.

 


 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...