Minggu, 20 Maret 2022

SEMANGAT KEBERSAMAAN



Ahad pagi biasanya saya gunakan untuk santai. Tapi kali ini beda. Pagi-pagi saya harus berangkat ke sekolah untuk mengikuti kegiatan di madrasah. Sebuah kegiatan yang melambangkan kebersamaan dan kerukunan dalama masyarakat yakni kerja bhakti.

Dulu masyarakat desa kami sering menyebut kerja bhakti dengan istilah sambatan. Mungkin maknanya hampir sama dengan pertolongan dengan suka rela. Sudah menjadi tradisi masyarakat di pedesaan selalu membantu tetangga yang memiliki kerepotan meski tidak diminta.

Dalam istilah anak-anak pesantren kerja bhakti disebut “roan”. Sering kita melihat di pondok-pondok pesantren masih membiasakan roan ketika menyelesaikan sebuah pekerjaan yang berat. Falsafahnya, sesuatu yang berat akan menjadi ringan bila dikerjakan secara bersama.

Semua memang pasti berubah seiring perubahan zaman. Kerja bhakti sudah menjadi budaya langka dalam masyarakat perkotaan yang maju. Seakan tak ada lagi waktu untuk memikirkan kepentingan umum, karena untuk menyelesaikan urusan pribadi seakan waktu yang ada masih kurang.

Dalam kerja bhakti ada semangat kebersamaan. Tidak ada lagi bedanya antara orang kaya dengan orang miskin, karena semua bekerja saling bahu membahu. Tidak terlihat lagi antara orang yang memiliki jabatan dengan rakyat biasa, karena semua turun mengerahkan tenaganya dengan senang hati.

Tak terasa, pengecoran atap ruangan (dak) lab komputer madrasah kami telah selesai. Belasan meter kubik material cor yang dibutuhkan selesai hanya dalam waktu empat jam. Tentu bila tanpa kerja bhakti semua tidak akan selesai dalam tempo secepat itu.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...