Selasa, 05 Oktober 2021

“RAKUS” ILMU



Tamak atau rakus adalah sifat yang merusak amal dan kebaikan diri yang sangat tidak sesuai dengan kehidupan kita sebagai orang beriman. Ketamakan yang merusak amal itu akan berakibat dengan kehinaan. Karena pada hakikatnya tamak adalah tanda rusaknya iman seseorang. Islam mendidik umatnya agar tidak tamak terhadap keduniaan.

Dampak buruk dari sifat tamak yaitu bisa membuat seseorang melakukan segala cara yang diharamkan demi mendapatkan harta yang diinginkan, seperti korupsi, suap, bisa pula nekat melakukan ritual-ritual syirik, dan lain-lain. Seperti banyak yang tampak dalam kehidupan modern saat ini. Apapun dihalalkan untuk tercapainya tujuan.

Namun ada sifat tamak atau rakus yang bisa dibenarkan atau bahkan justru dianjurkan. Yang dimaksud adalah tamak terhadap ilmu. Merasa selalu kurang dengan ilmu yang dimiliki dan selalu berusaha mencari tambahan ilmu.

Sifat “rakus” ini tidak berbahaya bahkan akan menjadikan orang mulia. Karena rakus ilmu seseorang akan belajar lebih giat dari orang pada umumnya. Dan karena ketamakannya terhadap ilmu ia akan memuliakan ilmu dan para ulama’.

Semakin banyak harta semakin sulit mengurusnya, sementara semakin tinggi ilmu seseorang justru ia akan terjaga. Harta sering melalaikan kehidupan akhirat, terutama bagi orang yang mencintainya secara berlebihan. Sedangkan ilmu yang bermanfaat akan semakin mendekatkan pemiliknya kepada rahmat Allah.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...