Jumat, 05 Maret 2021

MENIRU CARNEGIE



Sudah pernah “kenal” Andrew Carnegie?. Mungkin belum terlalu banyak yang mengenal Andrew Carnegie. Namanya masih kalah populer dengan Bill Gates. Padahal Andrew Carnegie adalah idola Bill Gates sejak masih muda dulu. Andrew Carnegie lahir di Dunfermline, Skotlandia. Saat usianya menginjak umur 13 tahun, tepatnya pada tahun 1848, Andrew Carnegie datang ke Amerika Serikat bersama keluarganya. Mereka menetap di Allegheny, Pennsylvania, dan saat itu Andrew Carnegie bekerja di sebuah pabrik. Meskipun Andrew Carnegie hanya merasakan sedikit pendidikan secara formal, ia dibesarkan di sebuah keluarga yang percaya akan pentingnya membaca buku dan sebuah pembelajaran.

Kisah perjalanan hidup Andrew Carnegie menginspirasi banyak orang. Kegigihannya dalam belajar patut untuk ditiru. Dan itu menjadi salah satu jalan keberhasilannya dalam bisnis dan menjadikan dia orang yang kaya raya (miliarder). Perilaku yang menarik lain adalah besarnya perhatian Carnegie pada masalah-masalah sosial. Dia adalah bagian dari kaum filantropi, orang-orang yang banyak menolong dan menyumbang kaum lemah secara ekonomi.

“Anda tidak bisa mendorong siapa pun naik tangga kecuali ia bersedia mendaki sedikit.” Itu adalah salah satu quote Andrew Carnegie. Pada dasarnya, menurutnya setiap orang memiliki jalan tersendiri yang dia pilih. Setiap orang memiliki kehendak atau kecenderungan masing-masing. Sebagaimana cerita banyak orang sukses, mereka rela meninggalkan banyak hal demi untuk menekuni hobinya. Misalnya Bill Gates yang rela meninggalkan kuliahnya untuk menekuni belajar komputer.

Bagian terpenting meraih sebuah cita-cita adalah kehendak yang kuat. Motivasi dari luar (orang lain) sebenarnya hanyalah sekadar pelengkap. Yang utama tetaplah motivasi dari diri sendiri. Sebagai pendidik sering saya menjumpai siswa yang memiliki prestasi rendah. Bila diamati dan diteliti semua terjadi karena memang belum ada kemauan belajar. Secara kemampuan dia sejajar dengan teman-teman sekelasnya. Namun dari sisi kesungguhan belajar dia jauh tertinggal.

Bisa dibenarkan bila orang sering berkata, nasibmu ada dalam genggaman tanganmu sendiri dan dalam kehendak tuhanmu. Ada sisi usaha yang harus ditempuh dengan perjuangan yang sungguh-sungguh, meski itu bukan satu-satunya faktor. Karena ada satu faktor lagi yaitu ketetapan dari Yang Mahakuasa. Kiranya untuk bab semangat belajar dan berusaha kita bisa belajar dari Carnegie….

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...