Mendidik dengan kelembutan
Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah. Fitrah bisa diartikan suci atau sifat asal yang murni. Pada hakikatnya setiap anak memiliki potensi yang sama karena dibekali oleh Allah dengan sarana yang tidak jauh berbeda. Selanjutnya dalam pendidikan orang tua maupun jenjang pendidikan formal akan tampak perkembangan dan perbedaan minat seorang anak.
Potensi anak yang merupakan fitrah jangan sampai dirusak karena salah dalam memberikan pendidikan terhadap anak. Pendidikan sejak dini yang diberikan orang tua kepada anak akan sangat menentukan nasib anak ketika dia dewasa.
Apabila seorang anak dididik dengan kelembutan, dia akan memiliki kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama. Jiwanya hidup, tidak semata akal pikirannya yang berkembang. Dan Nabi melarang orang tua berlaku kasar terhadap anak kecil.
Pernah suatu saat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menggendong seorang bayi, kemudian bayi tersebut kencing hingga baju beliau basah. Ibu sang anak segera merenggut anaknya dari gendongan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dengan keras. Melihat hal itu, Rasulullah langsung bersabda, “Air kencing ini bias dibersihkan, tetapi hati seorang anak yang dipukul akan tetap terluka.”
Berlaku kasar terhadap anak akan meninggal luka dalam jiwanya. Selanjutnya luka ini akan sulit disembuhkan sehingga dampaknya akan sangat panjang dan merugikan. Mendidik dengan cara memukul, membentak, atau berteriak bertentangan dan cara Rasulullah mendidik anak.
Ketika cucu beliau Hasan dan Husain masih kecil, seringkali Rasulullah mengajak mereka berdua salat di Masjid Nabawi. Apa yang dilakukan anak kecil ketika di masjid, tentu bukan beribadah melainkan hanya bermain-main.
Suatu ketika selesai salat bersama Nabi salah satu sahabat ada yang bertanya. Mengapa Rasulullah tadi ketika sujud lama sekali. Jawaban Nabi sungguh luar biasa. Rupanya di saat beliau sedang sujud Hasan dan Husain naik di punggung Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Dan beliau membiarkan keduanya hingga turun dan selesai bermain.
Rasulullah sangat dekat dan sayang terhadap anak-anak kecil. Dalam sebuah riwayat disebutkan. Pada suatu ketika Nabi membariskan Abdullah, Ubaidillah, dan anak-anak paman beliau, Al-Abbas. Kemudian, beliau berkata: “Barang siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku, dia akan mendapatkan ini dan itu.” Lalu mereka berlomba-lomba untuk sampai kepada beliau. Kemudian mereka merebahkan diri di atas punggung dan dada beliau. Kemudian, beliau menciumi dan menempati janji kepadanya”. (HR. Ahmad).
Cara-cara kasar dalam mendidik anak yang dimaksud untuk mendisiplinkan, pada kenyataannya tidak akan efektif. Justru dengan cara tersebut dapat membuat munculnya luka pengasuhan pada anak. Sehingga tak jarang anak akan bersikap tertutup dan mengalami trauma.