Selasa, 16 Januari 2024

Naturalisasi VS Pembinaan Lokal

 



Meski diperkuat pemain-pemain naturalisasi, timnas Indonesia takluk 3:1 saat bertanding melawan timnas Irak semalam. Pertandingan perdana timnas Indonesia di grup D Piala Asia tersebut berlangsung di Ahmed Bin Ali Stadium Qatar. Seperti diketahui bersama, skuad timnas Indonesia pada Piala Asia kali ini diperkuat oleh delapan pemain naturalisasi.

Kebijakan PSSI menaturalisasi banyak pemain-pemain keturunan Indonesia yang bermain di eropa sampai hari ini belum menampakkan hasil yang signifikan. Tentu saja tujuan program naturalisasi adalah meraih prestasi instan. Tidak perlu repot-repot melakukan pembinaan, cukup comot sana-sini hasilnya bagus.

Ternyata prestasi dalam jangka pendek yang diharapkan dari jor-joran naturalisasi belum menjadi kenyataan. Lalu apakah langkah PSSI menjalankan misi natiralisasi ini masih akan terus belanjut?. Bila ini akan terus dijalankan, dalam jangka panjang kita akan kehilangan banyak talenta pemain lokal, dan ini sangat mengkhawatirkan bagi perkembangan sepak bola nasional.

Brazil sering meraih gelar juara dunia bukan karena mereka menaturalisasi pemain, begitu pula dengan Argentina. Pemain-pemain yang mau dinaturalisasi jelas bukan pemain kualitas terbaik. Karena bila mereka punya kesempatan pasti lebih memilih membela negara tempat mereka dilahirkan bukannya timnas Indonesia.

Dalam jangka panjang, pembinaan pemain lokal jelas akan lebih menguntungkan timnas. Kita akan memiliki pemain berkualitas dari kelompok umur yang berkelanjutan. Lihat saja Vietnam. Meski mereka juga menaturalisasi pemain tetapi jumlahnya sangat sedikit. Mereka lebih fokus pada pembinaan lokal, dan itu berhasil. Vietnam menjadi kekuatan asia tenggara yang kini rangking FIFA-nya jauh di atas Indonesia.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...