Senin, 01 Mei 2023

Melawan Rasa Takut

 



Mengutip apa yang disampaikan Prof.Ngainun Naim; “Menulis adalah aktualisasi dari dari syukur. Tidak semua orang memiliki kemauan dan kemampuan menulis. Banyak yang mau tetapi belum mampu. Banyak yang mampu tetapi tidak mau. Mereka yang mau dan mampu menulis, lalu menulis, sepanjang ada niat ibadah, itu adalah aktualisasi dari rasa syukur”.

Apa yang diuraikan Prof.Naim hampir sama dengan apa yang disampaikan Prof.Abad Badruzaman pada sesi Ngaji Literasi beberapa waktu yang lalu. Kebanyakan penulis menghadapi rasa ketakutan yang sebenarnya itu adalah angan-angan semu dirinya sendiri.

Tidak mau menulis karena takut karena dikritik, takut apa yang dia tulis tidak mendapat apresiasi dari para pembaca, ataupun ketakutan lain yang serupa. Semua ketakutan tersebut akan semakin membesar manakala dipelihara terus-menerus. Hanya satu cara melawan ketakutan menulis, yaitu segera memulai menulis.

Tak ada orang yang memiliki sifat kesempurnaan, begitu pula dengan karya-karya yang dia tulis. Akan selalu ada sisi kurang, dan justru karena itulah kita selalu berproses untuk memperbaikinya. Aktivitas menulis selalu memberi tantangan kepada kita untuk senantiasa belajar dalam banyak hal.

Jadi, jangan tunggu hilang ketakutan dalam diri kita. Abaikan dengan mencoba menulis apa saja. Apa yang kita tulis tak akan pernah pernah sia-sia. Dari ratusan kalimat, pasti akan ada beberapa kata yang penuh makna. Selamat mencoba...

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...