Rabu, 08 Juni 2022

Keluh Kesah Pada “Sang Hujan”




Hujan masih saja turun ketika masa sudah memasuki periode musim kemarau. Sepertinya musim hujan akan berlangsung panjang. Tidak seperti zaman dulu, ketika musim masih berjalan dengan teratur. Kita bisa dan biasa membaca “tabiat” pergantian musim, karena semua masih beredar dengan harmonis.

Ada sebagian orang, entah dengan keadaan sadar atau hanya dengan berkelakar kadang mengeluh bila sering turun hujan. Hujan itu merepotkan, hujan bisa mengacaukan acara, hujan bisa bisa menimbulkan banjir, dan banyak keluhan lainnya.

Siapa bilang hujan merepotkan. Bukankah hujan adalah berkah bagi kehidupan yang harus disyukuri. Dengan hujan tumbuhan dan rerumputan yang kering akan hijau kembali. Hewan-hewan liar yang tubuhnya kurus gemuk lagi. Mata air dan sungai akan mengalirkan air yang sangat dibutuhkan kehidupan.

Hujan sebenarnya tidak pernah merepotkan. Manusia saja yang egois dengan segala keinginan dan perencanaannya. Maunya, hujan turun dan berhenti sesuai kehendaknya. Jika perlu menyewa pawang hujan untuk mengatur atau menolak turunnya hujan. Tidak mutlak benar juga, bila hujan menimbulkan bencana. Nyatanya banyak bencana berawal dari ulah manusia itu sendiri yang merusak keseimbangan alam.

Bagi sepasang muda-mudi, hujan bisa membawa kenangan yang terindah. Karena hujan berdua jalan kaki harus berpayung daun pisang. Jadilah lagu memori daun pisang tak akan terlupakan. Dan, yang masih selalu membekas dalam anganku. Hujan akan selalu disambut riang oleh kumpulan kodok dalam genangan sawah dan parit kampungku dulu…

 


Misi Berat Timnas Indonesia

  Pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 babak ke-4 zona Asia akan segera dihelat. Undian babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 su...