Rabu, 03 November 2021

UJIAN KESUNGGUHAN



Ketika dulu mulai menyenangi aktivitas menulis, banyak yang memiliki harapan tinggi ketika menulis. Menulis untuk membuat perubahan, menulis sebagai sarana dakwah atau menulis untuk memotivasi dan tujuan-tujuan “tinggi” yang lain.

Tentu saja semua tujuan itu bagus atau bahkan mulia. Tetapi waktu akan menguji kesungguhan niat menulis yang sesungguhnya. Apakah harapan itu memang nyata atau hanya euforia semata.

Ujian kesungguhan menulis tidak sehari dua hari atau sebulan dua bulan. Lihat saja mereka yang telah berhasil melalui ujian itu. Mereka membuktikan puluhan tahun “berkubang” dalam dunia menulis namun tetap teguh niatnya. Tak lekang oleh waktu. Pergantian musim tak mampu merubah kebulatan tekad dan kesungguhan penulis sejati.

Kita penulis pemula belum melampaui ujian yang sebenarnya. Karena ibarat pelaut kita belum sampai ke tengah samudera, masih main di tepi pantai yang tenang tak bergelombang. Jangan puas karena melihat keindahan pantai, karena di sana ada yang lebih menantang, dahsyatnya gelombang yang menerjang.

Menulis ya menulis saja tak perlu banyak mencari alasan. Kita tak membutuhkan banyak alasan dalam menulis. Sebagaimana kita tidak perlu mencari alasan kenapa kita harus berbuat baik. Karena bisa berbuat baik itu saja sudah menjadi kenikmatan yang besar.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...