Kamis, 29 Oktober 2020

HIKMAH PERINGATAN MAULID NABI

 



Hari ini, bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal tahun 1442 Hijriyah. Kami keluarga besar TPQ Al-Husna melaksanakan peringatan Maulid Nabi di Masjid Besar Al-Husna dalam suasana yang sederhana namun penuh khidmat. Diawali dengan lantunan shalawat Nabi dari tim santri Al-Husna dan dilanjutkan dengan ceramah singkat, tanya jawab dengan santri dan diakhiri dengan doa. Acara yang sederhana namun memiliki makna yang besar bagi pendidikan santri. Menanamkan kecintaan pada Nabi besar Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam.

Peringatan Maulid nabi Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam sudah menjadi budaya masyarakat kita yang begitu melekat erat. Setiap tahun kita peringati dengan berbagai macam kegiatan. Biasanya kita memperingati Maulid Nabi dengan Acara pengajian umum, selamatan maupun pembacaan shalawat dan sirah Nabi. Terlepas pendapat golongan yang mengatakan peringatan maulid adalah bagian dari bid’ah. Nyatanya, dari kalangan masyarakat biasa sampai ke istana negara selalu melakukan upaca peringatan Maulid Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam.

Sah-sah saja ada kelompok mengatakan peringatan maulid adalah bid’ah, itu adalah pendapat mereka. Selama tidak menghujat atau mencela masyarakat yang menganggap peringatan maulid adalah hal mubah yang bagus. Di dalamnya banyak nilai-nilai luhur yang membawa pada kecintaan terhadap teladan kita Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam. Bagi yang setuju mari terus melaksanakan peringatan maulid, bagi yang tidak sependapat mohon tidak menebar kebencian kepada masyarakat dengan selalu menganggap peringatan maulid sebagai amalan bid’ah.

Bagi kita yang selalu melaksanakan peringatan Maulid Nabi, biasanya akan merujuk sebuah peristiwa sejarah pada masa Salahuddin Al Ayyubi. Menurut sebuah literatur Pada tahun 1183 M (579 H), atas usul Muzaffaruddin, saudara iparnya dilaksanakan upacara peringatan maulid nabi. Setahun berikutnya, pada 1184, perayaan maulid dilakukan dengan kegiatan yang amat terkenal yaitu sayembara penulisan riwayat Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam beserta puja-pujian kepada beliau. Syaikh Ja'far Al-Barzanji terpilih menjadi pemenenang dengan kitabnya yang kerap dibaca selama maulid Nabi Muhammad yaitu Kitab Barzanji. Peringatan Maulid Nabi yang kembali dipelopori oleh Salahuddin Al-Ayyubi itu melahirkan buah positif. Semangat juang melalui teladan kisah hidup Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam berhasil dengan baik.

Mengapa harus menghabiskan waktu untuk berdebat dengan sesama kaum muslim tentang boleh tidaknya peringatan maulid. Sementara dalam kegiatan peringatan ini kita selalu mengajarkan untuk mencintai Nabi Muhammad melebihi kecintaan kepada manusia yang lain. Melebihi cinta kita terhadap kedua orang tua kita. Dalam peringatan maulid di dalamnya pasti banyak yang membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam. Dan setelahnya, kita juga berusaha meneladani perilaku Nabi Muhammad sesuai kemampuan kita. Biarlah kelak kita buktikan bahwa tujuan peringatan maulid adalah semata bukti syukur dan cinta kita kepada Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam.

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...