Jumat, 27 Oktober 2023

Gagasan Calon Pemimpin

 



Siapa yang akan Anda pilih dalam kontestasi pilpres tahun 2024 nanti?. Lalu, kriteria apa saja yang menjadi dasar Anda memilih seorang pemimpin. Apakah karena kepandaian, kewibawaan, atau partai politik pengusung sang Capres dan Wapres?.

Sebenarnya di era saat ini semua peristiwa pasti sudah terarsip dengan jelas. Demikian pula rekam jejak para calon pemimpin yang nanti akan bertarung merebutkan hati rakyat dapat dengan mudah kita teliti. Gagasan atau ide mereka dapat kita baca dan pelajari dari tulisan-tulisan di platform media sosial maupun buku yang telah diterbitkan.

Kita mesti gembira karena dari tiga calon presiden yang ikut pilpres semuanya pernah menerbitkan karya tulis. Buku Anis Baswedan di antaranya; Merawat Tenun Kebangsaan dan Jangan Remehkan Kata-kata. Karya Prabowo Subianto, Indonesia Menang dan Paradoks Indonesia dan Solusi. Sedangkan karya Ganjar Pranowo adalah Jembatan Perubahan.

Sudah selayaknya seorang calon pemimpin memiliki gagasan-gagasan besar yang dia gaungkan dalam setiap karya-karya tulisnya (buku). Itu yang akan mengenalkan dia pada masyarakat luas. Dengan demikian rakyat tahu betul tentang sosok seperti apa yang akan dipilih.

Memimpin bangsa yang besar seperti Indonesia tentu tidaklah mudah. Dibutuhkan pemimpin besar yang memiliki integritas dan gagasan yang besar pula. Jadi apa yang bisa diharap bila ada calon pemimpin bangsa, tapi tidak pernah memiliki sepotong karya pun di mana dia mengungkap gagasannya?. Jangan dipilih….

 

 

 

 

Selasa, 24 Oktober 2023

Mengasuh Anak Singa

 



Dinamika dunia politik di negeri kita hari-hari ini menyuguhkan drama yang penuh dengan guncangan. Kasak-kusuk mencari figur cawapres begitu intens dilakukan oleh para pemimpin partai koalisi yang semakin mendekati masa akhir pendaftaran Capres dan Cawapres.

Kini lengkap sudah. Ketiga Capres telah mendapatkan “jodoh” masing-masing untuk mengarungi pilpres tahun 2024 mendatang. Ada kejutan dan banyak fakta yang membuat publik heran tidak habis pikir. Lawan yang dulu habis-habisan dijatuhkan tiba-tiba kini dipeluk dengan hangat. Dan kawan yang sudah banyak berkorban mendadak kini ditinggalkan.

Tidak ada balas budi dalam politik, dan memang benar jargon yang selama ini digaungkan. Dalam dunia politik tidak ada lawan abadi dan kawan sejati. Yang ada hanya kepentingan yang abadi.

Ada kader yang menelikung mentornya, ada anak didik yang menggulingkan seniornya, ada orang kepercayaan yang menjatuhkan penyokong utama di karir politiknya. Dan masih ada banyak cerita penghianatan kejam dalam dunia politik kita.

Perumpamaan politik di Indonesia seperti orang yang mengasuh anak singa. Ketika masih kecil dia disayang-sayang karena terlihat begitu menggemaskan. Namun di saat dia tumbuh besar, kuku dan taringnya yang kuat justru digunakan untuk menerkam pengasuhnya. Bukankah seperti itu wajah perpolitikan kita?. Wallahu a’lam

Jumat, 20 Oktober 2023

Jalan Terjal Menuju WC-2026

 



Tim nasional Indonesia asuhan pelatih Sin Tae Yong (STY) telah melalui babak pertama kualifikasi Piala Dunia (World Cup) 2026 dengan kemenangan telak agregat 12:0 atas timnas Brunei Darussalam. Kemenangan ini mengantarkan Indonesia melaju pada babak kedua kualifikasi dan tergabung di Grup F bersama Irak, Vietnam dan Filipina.

Pada kualifikasi babak kedua zona asia tersebut, nantinya akan diambil peringkat pertama dan kedua untuk selanjutnya masuk pada kualifikasi babak ketiga WC-2026. Jadi dipastikan mimpi untuk bisa tampil di panggung piala dunia masih terlalu jauh.

Persaingan untuk lolos dari Grup F zona asia tidak akan berjalan mudah. Indonesia harus berjibaku dengan salah satu tim kuat asia barat yakni Irak dan rival dari tim asia tenggara yaitu Vietnam. Adapun Filipina di atas kertas bisa dikatakan tim yang paling mungkin untuk dikalahkan.

Meski perjuangan anak-anak muda garuda Indonesia sangat berat, bukan berarti kesempatan untuk merumput di piala dunia 2026 menjadi mustahil. Seperti kita ketahui ada tambahan kuota peserta piala dunia dari zona asia. Dari kualifikasi zona asia nanti akan lolos langsung sebanyak 8 negara. Ditambah satu tiket diperebutkan melalui pertandingan antar zona.

Ada sekian banyak bintang-bintang muda dari timnas kita yang siap melalui terjalnya jalan menuju WC-2026. Ditambah dengan mentalitas pemain yang kian kuat dari waktu ke waktu. Selayaknya kita semua mesti optimis timnas kita mampu melaju jauh pada kualifikasi piala dunia kali ini. Dan tidak ada yang mustahil dalam sepak bola, karena bola itu bundar tidak bersudut.

Kamis, 12 Oktober 2023

Mulai dari yang Kecil

 



Rapikan tempat tidurmu sebelum engkau pergi beraktivitas. Seorang motivator menyarankan agar kita melakukan hal kecil yang bisa kita kerjakan sebelum berangkat kerja. Banyak hal-hal kecil yang sebenarnya bisa kita lakukan di rumah, misalnya merapikan kamar tidur, menyapu, mencuci piring atau membersihkan rumah.

Apa pentingnya melakukan hal-hal “remeh” yang biasanya menjadi urusan ibu rumah tangga. Ternyata kita selama ini memiliki persepsi yang keliru dengan urusan-urusan ringan dan kecil dalam rumah kita. Kebanyakan kaum laki-laki enggan melakukan pekerjaan tersebut karena merasa semua itu bukan hal penting.

Merapikan tempat tidur atau mencuci piring tak akan mampu merubah dunia. Tapi dengan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan kecil itu kita telah memulai hari dengan sesuatu yang bermanfaat dan membuat orang di sekitar kita hatinya gembira. Selanjutnya kita memiliki kesiapan untuk melakukan pekerjaan yang lebih besar.

Ada kesenangan dan kepuasan batin setiap kali kita mampu merampungkan suatu pekerjaan. Ini adalah energi positif yang akan menjadi tambahan semangat untuk melalui hari yang penuh dengan segala kesibukan.

Sebaik-baik urusan adalah yang selesai dan sempurna dikerjakan. Jadi jangan menganggap remeh pekerjaan kecil yang mudah untuk dilakukan karena ia adalah pintu gerbang dari hal besar yang mesti kita kerjakan. Bagaimana mungkin bisa menuntaskan urusan yang besar bila hal yang kecil tidak bisa diselesaikan.

 

 

Jumat, 06 Oktober 2023

Kehilangan Teladan

 



Sebagai negara yang memiliki penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia seharusnya menjadi contoh negara yang Islami. Memang, Islam tidak menjadi dasar bernegara akan tetapi Pancasila memiliki nilai-nilai yang selaras dengan ajaran Islam.

Anehnya, negara-negara yang sekuler dan negara yang menjalankan urusan-urusan manusia berdasarkan pertimbangan humanisme bukan pada ajaran agama justru tampil lebih Islami. Kita ambil saja beberapa contoh kota-kota di eropa, tingkat kriminalitas di sana terbilang rendah.

Apa yang menyebabkan tingkat kejahatan relatif tinggi di negara kita?. Padahal mayoritas masyarakat memahami ajaran agama. Begitu pula tingkat kejujuran masyarakat kita dinilai rendah. Bahkan tingkat kejujuran yang rendah juga melanda para pemimpin yang kita pilih. Buktinya, sangat banyak eksekutif di negeri ini yang tersangkut kasus korupsi.

Rendahnya moral suatu bangsa menurut Prof.Mujamil Qomar dikarenakan tidak adanya teladan yang bisa diikuti. Faktanya, penjaga moral justru banyak yang tidak bermoral dan penegak keadilan banyak yang berbuat curang. Masyarakat sulit mencari figur teladan yang perkataan, perbuatan dan geraknya benar-benar lurus.

Umat Islam harus kembali pada teladan yang benar-benar sempurna. Teladan satu-satunya yang tidak memiliki cela adalah Nabi Agung Muhammad Saw. Sebagai pemimpin, suami, orang tua, tetangga dan apapun peran beliau semua layak diikuti. Rasulullah merupakan figur “uswatun hasanah” yang semua sisi kehidupan beliau harus diteladani umat Islam. Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad….

 

 

 

 

Senin, 02 Oktober 2023

Bukan Cara Biasa

 



Mengapa karya novel penulis terkenal seperti Khilma Anis atau Habiburrohman El Shirazy, begitu luar biasa menariknya. Yang pasti karena cara menulisnya bukan dengan cara biasa. Sesuatu yang prosesnya biasa hasilnya tentu juga biasa saja. Sebaliknya, semua usaha yang dikerjakan dengan cara luar biasa akan menghasilkan karya yang luar biasa pula.

Dulu ada ungkapan yang sangat populer, “Semua akan indah pada waktunya”. Kalau tidak keliru mungkin maksudnya proses yang baik akan menghasilkan yang baik pula. Jadi, mimpi bila hanya menunggu hasil yang bagus sementara prosesnya tidak dijalankan dengan sempurna.

Tak ada satu karya sastra ataupun karya seni yang istimewa yang lahir tanpa melalui perjuangan keras penciptanya. Ketika semua usaha dan cara telah dikerahkan, saatnya menunggu hasil indah yang akan diraih.

Memang terkadang “keindahan” akan datang di saat mereka sudah lelah menunggu. Banyak karya-karya seni klasik dihargai begitu fantastis di saat penciptanya telah tiada. Sebuah lukisan abad ke-19 karya seniman legendaris Indonesia Raden Saleh berhasil memecahkan rekor baru di Tanah Air.

Goresan cat minyaknya berjudul La Chasseau Taureau Sauvage atau Perburuan Banteng terjual senilai 8,9 juta euro atau sekitar Rp149,6 miliar di rumah lelang di Kota Vannes, Prancis. Ini adalah bukti bahwa tidak ada usaha sepenuh hati yang akan sia-sia, semua pasti akan indah pada waktunya.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...