Selasa, 16 Agustus 2022

Ada Apa Dengan MU #2

 



Penggemar dan pecinta fanatik Manchester United tentunya masih memberi kesempatan Erik ten Hag untuk membuktikan diri. Dua pertandingan dengan hasil memalukan memang membuat para penggemar gemas dan kecewa. Tapi terburu-buru menyalahkan pelatih adalah tindakan yang tidak fair.

Reputasi Erik ten Hag di Belanda sangat bagus. Dan dengan dedikasi yang tinggi, sebenarnya hanya menunggu waktu untuk dia bisa sukses di Manchester United. Syaratnya dia diberi waktu untuk bekerja. Dalam sejarah panjang MU, hanya ada satu pelatih yang dijadikan tolok ukur kesuksesan, dialah Ferguson. Tapi Ferguson juga membutuhkan waktu untuk sukses.

Jangan sampai MU mengulang kesalahan sebelumnya yang kurang sabar dan keburu-buru memecat pelatihnya. Nama besar sekelas Mourinho saja diputus kontraknya karena dianggap tidak mampu menaikkan prestasi klub, padahal Mourinho berhasil mempersembahkan tropi liga eropa.

Sebagai klub besar sebenarnya target MU berada di level tertinggi liga Inggris sangat kita maklumi. Tetapi semua ada masanya. Ada masa naik dan ada masa turun. Dinamika prestasi klub adalah realitas yang tidak bisa dihindari. Tidak pernah ada satupun klub besar di dunia yang selalu bertahan pada level terbaiknya.

Saatnya setan merah menapak kembali sejarah kebesarannya dengan sabar. Kebesaran klub akan kembali bisa diraih bila MU menemukan identitasnya kembali. Tidak perlu meyalahkan pemain atau pelatih. Karena saling menyalahkan justru menjadi klub terus dalam kondisi yang tidak stabil.

 

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...