Minggu, 23 Januari 2022

Hidup Bahagia Ala “Mbah Warto”



Nama aslinya Suwarto, usianya 66 tahun. Dia berasal dari Jawa Tengah, namun sudah lama tinggal di Tulungagung. Biasanya orang memanggil beliau dengan sebutan “Mbah Warto”. Kesan pertama saat bertemu dengan Mbah Suwarto, orangnya menyenangkan. Bicaranya lugas, jelas dan selalu disisipi humor.

Mbah Suwarto orang yang memiliki prinsip hidup sederhana. Katanya hidupnya selalu menyenangkan. Hidup itu sekadarnya saja, beliau tidak mau menjalani hidup yang rumit. Baginya hidup itu sederhana saja, jalani seadanya. Badan sehat bersyukur, sakit ya diobati.  Lapar, cukup makan yang ada, tidak perlu repot-repot mencari yang belum ada hanya karena menuruti selera. Katanya lagi, rezeki sudah ditata oleh yang Mahakuasa jangan takut kekurangan yang penting tetap bekerja sesuai kemampuan.

Kadang kebijaksanaan datang dari orang biasa yang tidak begitu diperhitungkan oleh masyarakat. Mereka berpikir tidak terlalu kompleks sehingga semua terkesan mudah. Mbah Suwarto misalnya. Kata-katanya sering membuat saya merenung dan meresapi makna di baliknya. Sederhana tapi dalam dan penuh petuah.

Ada yang paling istimewa yang membuat saya selalu kagum terhadap Mbah Suwarto. Dia sebenarnya memiliki keterbatasan fisik tapi tidak membuatnya merasa lemah. Kekurangan yang ada tidak pernah membebani hidupnya. Katanya, “Urip pisan isine seneng tok” (hidup sekali isinya kebahagiaan saja). Ini betul-betul luar biasa karena yang mengatakan seorang tuna netra. Ya, Mbah Warto sejak lahir tidak bisa melihat apa-apa. Tapi bagi beliau tidak masalah, “Ndak iso ndelok dunya ndak popo". Dia hanya berharap semoga kelak di akhirat diberi terang (penglihatan) oleh Allah.

Hidup Mbah Warto tidak pernah menjadi beban orang lain. Sejak muda beliau sudah mandiri dengan membuka jasa pijat di tempat tinggalnya yang kecil. Mbah Warto bukan seorang motivator yang pandai membangkitkan semangat, tapi saya banyak belajar ilmu kehidupan dari beliau. Kunci hidup bahagia versi beliau, harus banyak bersyukur. Apa yang telah dikaruniakan Allah harus selalu disyukuri, jangan bersedih bila belum memiliki apa yang diinginkan. Nggih leres Mbah, tapi memang berat…

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...