Jumat, 07 Januari 2022

BIOGRAFI DAN AUTOBIOGRAFI #2



Tidak semua biografi ditulis ketika seseorang telah meninggal dunia. Bahkan kita banyak menjumpai karya biografi ditulis ketika sang tokoh masih hidup. Kebanyakan karya ini memang atas permintaan tokoh bersangkutan. Dia akan menggunakan jasa penulis untuk mengisahkan perjalanan hidupnya.

Berbeda dengan biografi yang ditulis ketika tokoh sudah wafat. Biografi yang ditulis ketika sang tokoh masih hidup sumbernya bisa dikatakan sangat lengkap. Ya, semua “arsip” tentang perjalanan hidup yang hendak ditulis sudah tersedia dan mudah diungkapkan. Pelaku utama yang akan menjadi obyek tulisan bisa digali ceritanya dengan sangat mendetail.

Membuat biografi tokoh yang telah meninggal membutuhkan perjuangan yang lebih berat. Penulis harus membuat riset yang panjang. Dia harus mengumpulkan kepingan-kepingan kisah tokoh dari berbagai sumber. Ini tentu membutuhkan kerja keras dan kesabaran. Mungkin saja penulis harus melakukan wawancara dengan ahli waris dan meneliti catatan-catatan yang ditinggalkan.

Pada intinya biografi atau autobiografi sangat bermanfaat bagi kita (pembaca). Kita bisa mendalami dan banyak belajar dari peristiwa besar yang penting. Bayangkan seandainya tidak ada yang mengisahkan semua itu. Kita akan kehilangan sejarah. Riwayat orang-orang besar akan tertelan zaman dan itu sebuah kerigian yang besar.

Yang patut kita perhatikan, membuat catatan tentang peristiwa yang dialami itu penting. Semua orang bisa menuliskan tentang dirinya, tidak ada yang keliru. Dari tulisan yang mungkin sederhana suatu saat mungkin akan memiliki arti penting. Tidak harus menunggu menjadi tokoh yang besar untuk menulis kisah layaknya autobiografi. Karena semua yang ditulis pada akhirnya akan memiliki nilai tersendiri.

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...