Rabu, 13 Juli 2022

"Kutukan" Sepak Bola Gajah?

 



Nasib Vietnam dan Thailand ternyata tidah jauh beda dengan Indonesia. Keduanya gugur pada semifinal Piala AFF U-19. Ini sebuah kejutan. Vietnam dan Thailand sebenarnya lebih diunggulkan untuk maju ke babak final, tapi rupanya keberuntungan tidak berpihak kepada mereka.

Siapa yang menyangka Laos bisa menumbangkan Thailand. Mereka (Laos) membuat sejarah penting. Bagaikan “mission imposible” bisa menumbangkan Thailand, tapi mereka telah melakukannya dengan luar biasa dan dengan skor yang meyakinkan 2:0. Vietnam sendiri juga dibuat tidak berkutik saat bersua Malasyia, merela takluk dengan skor telak 3:0.

Hasil partai semifinal ini seakan menjadi penghibur luka bagi pecinta timnas Indonesia. Publik pecinta timnas Garuda tentu sangat kecewa ketika Thailand dan Vietnam memilih bermain aman ketika pertandingan terakhir penyisihan grup kemarin. Karena pertandingan itu menjadi penyebab tersingkirnya Indonesia. Walau secara regulasi itu bisa dibenarkan, tetapi jelas menciderai falsafah olah raga fair play.

Hasil semifinal yang diluar dugaan. Kedua tim unggulan tereliminasi oleh tim yang dipandang sebelah mata. Kini Thailand dan Vietnam merasakan sakit yang sama, kandas di saat selangkah lagi mencapai babak final. Tak heran bila masyarakat kita menghubungkan kegagalan mereka sebagai "kutukan" akibat memainkan sepak bola gajah. Tentu itu sekadar mencari pelampiasan kekecewaan semata.

Yang patut menjadi pelajaran bagi kita sebenarnya adalah sportivitas dan permainan yang adil. Kita harus mengakui kelebihan dan menghormati lawan ketika dikalahkan. Tapi di sisi lain, tidak dibenarkan pula menggunakan cara yang curang untuk mengalahkan lawan.

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...