Kamis, 01 Desember 2022

Metri, Selamatan, Sedekah?

 



Dalam budaya masyarakat kita, sudah menjadi hal yang biasa mengadakan selamatan. Mau bepergian ibadah haji selamatan pulang juga mengadakan selamatan. Mendapatkan rezeki berlimpah bersyukur dengan selamatan, demikian pula terhindar dari musibah juga selamatan.

Terkadang masyarakat kita menggunakan istilah metri maupun kenduri dalam melaksanakan selamatan. Istilah yang dipakai memang bermacam-macam tapi pada prinsipnya isinya sama saja. Mengundang tetangga, berdoa, kemudian acara makan-makan.

Bagi kelompok tertentu, acara selamatan yang sudah menjadi budaya turun-temurun ini dianggap ajaran yang menyimpang dan tidak sesuai syariat. Bahkan dengan bahasa yang lebih keras sebagian menganggap semua itu bagian dari bid’ah.

Pendapat yang menganggap selamatan atau metri sebagai bagian dari bid’ah memang terlalu berlebihan. Mereka tidak bisa memahami bahwa istilah metri, kenduri maupun selamatan hanyalah bahasa budaya. Itu hanya kulit luarnya saja. Inti dari budaya selamatan adalah bersedekah.

Apa dilarang agama bila sedekah dikemas dengan cara silaturrahim, mengundang tetangga dan kerabat. Tentu semua itu boleh-boleh saja dilakukan. Bersedekah dengan makanan dan minuman merupakan tuntunan syariat yang dianjurkan dan membawa banyak hikmah.

 

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...