Harga-harga kebutuhan pokok kini banyak yang meningkat (naik). Tentu keadaan ini sudah bisa diperkirakan sebelumnya. Setelah kenaikan bahan bakar minyak (BBM) hampir semua komoditas yang dibutuhkan sehari-hari ikut merangkak naik. Urusan minyak goreng sebenarnya belum selesai. Kini ditambah lagi dengan berbagai “urusan” yang memusingkan masyarakat.
Ada yang mengeluarkan pernyataan (tokoh nasional), katanya masyarakat jangan cengeng menghadapi kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok. Hadapi saja, karena ini adalah situasi yang sebenarnya umum terjadi. Memang ada benarnya juga. Tapi kita juga harus “adil” dalam mengeluarkan pernyataan. Jangan hanya kita melihat sisi keluhannya saja, tapi harus bisa melihat permasalahan yang terjadi secara menyeluruh.
Dari sudut pandang produsen, kenaikan harga barang sebenarnya memang sangat diharapkan. Tapi dari sisi konsumen kenaikan harga barang-barang tentu memberatkan. Kita ambil contoh, bila harga sayur dan hasil pertanian meningkat, tentu itu menguntungkan petani. Begitu pula bila hasil peternakan mengalami kenaikan harga, para peternak akan mengalami kemakmuran.
Memang normal ketika harga kebutuhan pokok naik. Tapi kenaikan yang terjadi secara bersamaan menjadikan masyarakat kelimpungan juga. Iuran BPJS naik, pajak kendaraan naik, listrik naik, gas elpiji, begitu pula kebutuhan pokok. Lalu, kenaikan-kenaikan tadi tidak diimbangi dengan pendapatan masyarakat yang naik.
Bagaimana dengan bantuan tunai dari pemerintah?. Tentu semua itu belum memadai. Meski sangat membantu masyarakat ekonomi lemah, bantuan tunai hanya bersifat sementara yang seolah menjadi penghibur semata. Setelah itu masyarakat ekonomi lemah juga akan merasakan betapa sulitnya memenuhi kebutuhan hidupnya.