Minggu, 16 April 2023

Ramadan Tempo Dulu



Momen kedatangan bulan Ramadan selalu terasa istimewa bagi saya. Dan itu sudah saya rasakan sejak kecil sebelum mengerti banyak tentang makna puasa. Masih jelas dalam ingatan, ketika bulan Ramadan malam hari kampung kami yang suasananya sunyi karena belum ada penerangan listrik berubah semarak dengan banyaknya oncor (obor) yang dipasang di tepi jalan desa kami.

Musholla kecil di pinggir sawah tempat saya belajar mengaji juga ramai dengan jamaahnya, meski shalat tarawih hanya dengan penerangan lampu petromak. Setelah shalat tarawih dilanjutkan dengan tadarrus al-Quran, dan itu menjadikan denyut kehidupan spiritual musholla kami semakin terasa. Sewaktu Ramadan kami lebih banyak menghabiskan waktu di musholla. Karena di musholla selalu banyak teman bermain, sementara di rumah kami tidak memiliki kegiatan yang menyenangkan.

Kesan-kesan indah itu begitu kuat melekat dalam ingatan sehingga mustahil akan terlupakan. Ada kerinduan yang mendalam menjalani ibadah puasa layaknya masa kecil dulu di kampung halaman. Rindu tidur ramai-ramai di musholla dan ketika waktu sahur kami ronda keliling kampung. Rindu berebut takjil dan berkat. Dan juga rindu bisa makan (buka) bersama dengan kedua orang tua beserta kakak dan adik saya.

Menjalani puasa dalam suasana seperti itulah yang selalu saya ingat. Ada kedamaian Ramadan yang berpendar dalam ruang musholla yang sempit dan temaram. Kami rasakan kesejukan dan ketenangan hati di sepanjang lorong-lorong redup jalan kampung kami. Ramadan serasa nyata hadir dalam setiap hembusan nafas kami, orang-orang desa yang katanya orang pinggiran.

Tapi, semua pasti akan berubah tergerus arus zaman. Begitu pula kampung tempat tinggal masa kecil saya dulu. Musholla yang dahulu ramai kini sekarang menjadi sepi. Tidak ada lagi gerombolan anak-anak yang bermarkas dan bermain di sana. Ya, karena anak-anak saat ini pasti lebih suka bermain dengan gadget dan enggan bersosialisai dengan teman mereka.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...