Rabu, 30 Maret 2022

BERSABAR DI MASA SULIT



Akhirnya sampai juga dampak invasi Rusia di Ukraina ke negeri kita. Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) disinyalir mulai bulan depan akan mengalami kenaikan. Tentu ini sudah diprediksi sebelumnya. Sebagai negara yang memiliki ketergantungan impor minyak bumi sudah pasti kita akan terkena imbas dari konflik di eropa timur yag tengah terjadi sampai saat ini.

Dalam beberapa pekan sebenarnya persediaan BBM sudah mengalami permasalahan. Antrian panjang kendaraan di SPBU sering kita lihat. Para pengemudi mengeluhkan stok bahan bakar solar sering telat. “Lengkap” sudah kondisi di masyarakat kita. Ibu-ibu antri minyak goreng, dan bapak-bapak antri solar.

Bulan Ramadhan yang tinggal beberapa hari menjelang, akan kita sambut dengan situasi yang bisa dikatakan relatif sulit. Memang pandemi tidak lagi menjadi ancaman yang menakutkan, tapi masalah lain kini sedang menanti. Langkanya beberapa barang kebutuhan pokon, ditambah kenaikan beberapa komoditas sudah pasti akan membebani masyarakat.

Ramadhan harus menjadi bulan menempa kesabaran. Situasi sulit yang akan kita hadapi jauh lebih ringan dibanding apa yang terjadi di daerah-daerah konflik. Lihatlah rakyat  di eropa timur saat ini. Mereka terusir dari tanah kelahirannya, mengungsi dengan tanpa membawa harta benda, bahkan harus berpisah dengan orang-orang tercinta yang gugur dalam medan perang.

Situasi sulit saat ini akan memberi pelajaran penting bagi kita. Bahwa Ramadhan adalah bulan ibadah san saatnya muhasabah untuk memperbaiki diri. Bila selama ini Ramadhan justru menjadikan kita konsumtif, hari ini harus dirubah. Ramadhan adalah bulan tirakat. Sebagaimana ulat yang bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Kita harus berusaha selepas Ramadhan menjadi manusia baru yang lebih bertaqwa.

 

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...