Senin, 22 Agustus 2022

Layu Sebelum Berkembang

 



Mau U-16, U-19 atau U-23 semua memang bagus. Yang saya maksudkan adalah timnas sepak bola Indonesia kelompok umur. Ketika mereka bermain di level junior, kita sepakat permainan mereka bagus dan sangat atraktif. Ciri khasnya sangat terlihat dari gaya cepat dan menyerangnya.

Anehnya, di saat mereka sudah di usia senior atau di atas 23 tahun semua menjadi berubah. Gaya bermain mereka yang menarik menjadi terkesan lamban dan monoton. Sebenarnya apa yang menjadi penyebab berubahnya permainan timnas muda kita. Kita hanya bisa menduga-duga faktor yang menjadi penyebab berubahnya permainan junior di saat masuk ke level senior.

Dugaan pertama karena faktor pembinaan. Kita ambil contoh tim U-16 asuhan Fahri Husaini yang berhasil meraih juara piala AFF. Skuad juara mereka tidak dipertahankan. Masing-masing sudah mencari klub dan mengejar impian mereka untuk menjadi pemain sepak bola tingkat dunia. Mengapa tim tersebut tidak dipertahankan saja dan terus dibina secara berjenjang.

Dugaan kedua karena faktor mental. Juara di usia muda menjadikan mereka “over confident”. Mereka merasa sudah berada di puncak prestasi sehingga tidak termotivasi lagi berlatih dengan giat. Bahkan sebagian dari mereka lebih sibuk menjadi bintang tamu di televisi atau numpang gaya menjadi bintang iklan.

Dugaan ketiga karena faktor nutrisi. Olah raga sepak bola termasuk jenis aktivitas yang membutuhkan tenaga prima. Tanpa ditunjang nutrisi yang bagus mustahil pemain bola mampu menunjukkan skil terbaiknya. Sudah menjadi pengetahuan umum bila pemain-pemain kita kurang disiplin menjaga makannya. Terutama ketika mereka sedang tidak menjalani TC. Mungkin itulah hal-hal yang menyebabkan menurunnya prestasi timnas junior kita.

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...