Sabtu, 01 Oktober 2022

Catatan Kelam Tahun 1965



Setiap akhir September tiba, kita pasti diingatkan dengan peristiwa kelam yang terjadi tahun 1965. Catatan sejarah yang menjadikan bangsa kita trauma yang mendalam. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang diawali dari penculikan dan pembunuhan para jenderal yang kemudian berujung ratusan ribu (bahkan ada yang mengatakan jutaan) jiwa manusia melayang, ekses penumpasan anggota PKI.

Peristiwa G30S PKI tentu memiliki beberapa versi. Siapa yang paling bertanggungjawab dan apa sebenarnya yang terjadi pada tahun itu, terkadang banyak pihak yang masih ragu. Ada fakta-fakta sejarah yang tidak terungkap dan akan menjadi rahasia sampai akhir zaman. Sejarah tentu ditulis oleh mereka yang menang. Maksudnya yang menulis sejarah itu biasanya yang menang dan sudut pandang sang pemenang ini yang menentukan penulisan sejarah tersebut.

Masyarakat sejak lama mengetahui sejarah peristiwa G30S PKI hanya dari film yang diputar setiap tanggal 30 September. Seberapa akurat film tersebut merunut apa yang sesungguhnya terjadi, tentu tidak seluruhnya mutlak benar. Namun kita juga tidak bisa menganggap apa yang di film seluruhnya tidak benar. Film tersebut tentu saja dibuat setelah riset mendalam dan pastinya berdasar kesaksian para pelaku dan saksi.

Saat ini ada wacana dari beberapa pihak yang menghembuskan untuk menulis ulang sejarah G30S PKI tahun 1965. Isu ini mungkin saja berasal dari kelompok atau golongan yang merasa tidak puas. Sebenarnya ini wajar saja asalkan mereka yang hendak meluruskan sejarah juga memiliki bukti yang valid bukan sekadar beda dengan sejarah (tertulis) yang telah dipahami selama ini.

Yang pasti, peristiwa G30S PKI adalah catatan paling kelam dalam sejarah bangsa kita setelah era kemerdekaan. Dan 50 tahun lebih berlalu, ternyata belum cukup untuk menghilangkan luka bangsa kita dari peristiwa menyayat hati tersebut. Bangsa kita memerlukan rekonsiliasi secara lahir dan batin untuk menghapus ingatan buruk sejarah tersebut dan menatap masa depan tanpa bneban sejarah. Dan itu sepertinya sulit bila setiap tahun kita selalu diingatkan dengan diputarnya film pemberontakan G30S PKI.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...