Selasa, 08 Februari 2022

GEMBIIRA MENANTI "TAMU" ISTIMEWA



Di saat telah memasuki bulan Rajab, suasana hati sudah begitu dekat dengan bulan Ramadhan 1443 Hijriyah. Bila diibaratkan dengan tamu, Ramadhan adalah tamu istimewa yang harus disambut dengan suka cita. Ramadhan adalah bulan mulia penuh berkah yang pasti dirindukan seluruh umat Islam. Kaum Muslim di seluruh dunia sudah seharusnya menyambutnya dengan semangat dan gembira sebagai bentuk adab penghormatan pada bulan suci.

Menyambut Ramadhan dengan gembira dan suka cita, harus juga diakhiri dengan kebahagiaan hati. Meskipun sampai saat ini kita masih diuji oleh cobaan-cobaan yang cukup banyak. Mengapa kita harus bahagia menyambut datangnya bulan suci Ramadhan?. Karena Ramadhan adalah bulan ampunan, bulan dimana amalan kebaikan dilipatkan sampai berkali-kali lipat.

Jangan sampai hati kita terbebani dengan datangnya Bulan Ramadhan. Seakan-akan Ramadhan bulan yang mengekang kesenangan. Sebaliknya Ramadhan adalah bulan penuh berkah yang harus kita isi dengan peningkatan ibadah. Baik ibadah-ibadah mahdhoh maupun ibadah muamalah.

Kahabar gembira bagi yang senang dengan kehadiran bulan Ramadhan dan bersungguh-sungguh menjalankan ibadah karena Allah. Bahwa dosa-dosa hamba tersebut akan diampuni oleh Allah. Seperti dalam sebuah hadits Nabi:

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Bukhari No. 38, 1910, 1802)

Tentunya makna diampuninya dosa-dosa yang lalu’ adalah dosa-dosa kecil, sebab dosa-dosa besar –seperti membunuh, berzina, mabuk, durhaka kepada orang tua, sumpah palsu, dan lainnya- hanya bisa dihilangkan dengan tobat nasuha, yakni dengan menyesali perbuatan itu, membencinya, dan tidak mengulanginya sama sekali.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...