Selasa, 27 Oktober 2020

PROSES TIADA UJUNG

 


Dalam “Jagongan Literasi” via Zoom kemarin malam yang membahas tema, Proses Menulis dan Menerbitkan Karya. Ada kesan yang begitu menarik saat mentor menulis kami Prof.Naim menceritakan pengalamannya ketika dulu mencoba mengirim artikel untuk dimuat di koran nasional. Pada awal ketika beliau mencoba, ternyata prosesnya begitu sulit. Perlu waktu berbulan-bulan dan penolakan berkali-kali. Tapi semua itu tidak membuat beliau kapok dan menyerah.

Penolakan dari redaksi koran dibalas dengan belajar lebih keras lagi dan kesabaran tingkat tinggi. Memperbaiki naskah yang dikembalikan dan selanjutnya mengirim lagi untuk kesekian kalinya. Dan sekali lagi, itu menunjukkan kesabaran dan kekuatan tekad. Seandainya beliau berhenti ketika mendapat penolakan, sudah pasti tidak akan sampai berhasil seperti pencapaian sekarang ini. Sepenggal pengalaman proses belajar menulis beliau yang begitu menginspirasi dan penuh perjuangan.

Dalam kehidupan yang kita jalani, ada banyak hal yang harus terus dilakukan berulang-ulang. Di antaranya, ibadah, berbuat baik dan belajar. Kegiatan tersebut harus terus kita kerjakan seumur hidup kita. Belajar adalah aktivitas permanen yang tidak ada akhirnya. Ketika seseorang berhenti belajar, maka hakikatnya yang terjadi adalah sebuah proses kemunduran. Sepandai apapun predikat seseorang tidak menjadikan pembenaran baginya untuk berhenti belajar. Dan, belajar juga tidak mengenal lini masa.

Ketika seseorang belajar dengan kesungguhan hati, di saat itu pula dia akan merasa masih banyak hal yang dia belum ketahui. Semakin belajar semakin semakin sadar akan kekurangannya. Ibarat orang minum air laut, semakin diminum semakin terasa haus. Sebaliknya bila seseorang tidak mau belajar karena merasa dia sudah pandai, maka ini membuktikan bahwa apa yang dia ketahui amat sangat terbatas.

Mari kita menikmati proses tiada ujung ini. Terus belajar menulis dan tidak pernah berhenti karena sudah merasa bisa. Saya yakin tiada yang sia-sia bila semua diniatkan dalam kebaikan. Selangkah dua langkah akan membawa kita pada titik yang beda. Semua dijalani dan selalu disyukuri, pengalaman belajar yang kita alami dan kira rasakan akan menjadi cerita manis kelak pada waktunya.

 

Nasionalisme Lapangan Hijau

  Kalau bicara tentang sepak bola, masyarakat Indonesia jagonya. Meski cabang olah raga sepak bola belum menorehkan prestasi di level duni...